Ini Antisipasi Risma Cegah Gempa dan Tsunami Terjadi di Surabaya

Ini Antisipasi Risma Cegah Gempa dan Tsunami Terjadi di Surabaya

Zaenal Effendi - detikNews
Selasa, 16 Okt 2018 13:43 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Dua sesar aktif atau patahan di Kota Surabaya ditakutkan bisa menimbulkan potensi gempa darat. Bagaimana Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengantisipasinya?

"Itu sudah mulai kita lakukan termasuk berkoordinasi dengan para ahli kegempaan," kata Risma usai menerima kunjungan Wakil Bupati Semarang di ruang sidang Wali Kota di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10/2018).

Dari hasil kajian para ahli, antisipasi yang akan diterapkan Risma yakni dengan memperbanyak membuat sumur-sumur di lokasi yang dilalui patahan aktif. Selain itu, pemkot juga memperbanyak pembuatan hutan kota dan taman.

"Itu kata ahlinya, kita akan ikuti itu termasuk dengan cara alamiah seperti lingkungan. Mereka bilang diantisipasi dengan membuat banyak sumur-sumur, taman, bikin embung (waduk) sebagai salah satu upaya untuk itu," ungkapnya.


Selain mengantisipasi gempa, Risma juga telah menyiapkan pencegahan jika terjadi potensi tsunami di Surabaya. Caranya, dengan memperbanyak tanaman mangrove dan cemara udang di bibir pantai.

"Kita punya mangrove untuk cegah tsunami. Makanya saya tidak mau kecolongan. Kalau berbatasan dengan laut 500 meter, di Surabaya lebih dari 500 meter sudah 1 km kita juga buat tanggul dan tanami mangrove," jelas Risma.

Risma sempat mencontohkan negara Thailand yang berhasil menangkal tsunami dengan penanaman Cemara Udang di sepanjang pantai.

"Di Kenjeran dan sepanjang pantai timur kita tanami cemara udang. Yang tidak mungkin ditanami mangrove, kita tanami cemara udang. Karena saya tahu persis itu bisa cegah itu (tsunami). Saat saya di Pucket, Thailand itu ternyata juga efektif tangkal tsunami," tambah Risma.

Pakar Kebumian dan bencana dari Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) Dr Amien Widodo, pada detikcom, Rabu 8 November 2017 lalu pernah memaparkan jika Kota Surabaya dilewati dua sesar aktif atau patahan yang bisa menimbulkan potensi gempa darat. Jika terjadi gempa, skalanya bisa mencapai 6,5 skala richter (SR).


"Ada dua sesar, yang pertama sesar Surabaya yang patahannya mulai kawasan Keputih hingga Cerme. Sesar kedua disebut sesar Waru yang patahannya mulai dari Rungkut hingga Jombang," kata Dr Amien Widodo.

Menurut Amien, dua sesar atau patahan ini diterbitkan awal September lalu oleh Pusat gempa Nasional di bawah Kementerian PUPR.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada Pemerintah Kota Surabaya dan Pemprov Jatim segera melakukan penelitian tentang keberadaan kedua sesar tersebut untuk meminimalisir kerusakan serta korban akibat gempa jika terjadi.

Jika terjadi gempa, kata Amien, kekuatan gempa darat bisa mengakibatkan kerusakan besar terutama untuk gedung-gedung bertingkat. Jika tidak dilakukan penelitian untuk menghitung kekuatan bangunan terhadap gempa, maka kerusakan bisa lebih parah. (bdh/iwd)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.