"Yang jelas divsitu menggunakan atribut pramuka, yang kedua melibatkan anak-anak. Kami protes ini terutama pada yang membuat, dan kita tau mungkin kalau anak-anak ndak tahu apa-apa, diajak aja. Ini pelanggaran," kata Gus Ipul saat jumpa pers di Kantor Kwarda Jatim di Jalan Kertajaya Indah Surabaya, Senin (15/10/2018).
Menurut Wakil Gubernur Jawa Timur ini, sejak lahir Pramuka memang tak boleh terlibat dalam politik praktis. Terlebih dalam video juga mengeksploitasi ratusan anak-anak yang memakai baju pramuka.
"Sejak lahir Pramuka tidak boleh terlibat politik praktis, apalagi di video ini sangat vulgar mengeksploitasi anak-anak berpakaian Pramuka," imbuhnya.
Meskipun hal ini dilakukan orang dewasa yang memakai baju pramuka, Gus Ipul menegaskan jika sejak awal memang dilarang. "Kalaupun dilakukan orang dewasa tetap dilarang karena menggunakan seragam Pramuka," lanjut Gus Ipul.
Tak hanya itu, bagi Gus Ipul menggunakan atribut Pramuka dan mendukung salah satu calon dalam politik jelas melanggar Undang-undang nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan Pramuka. Hal ini juga melanggar AD/ART Pramuka.
"Kalau ada kelompok Pramuka mengkampanyekan ganti Presiden dan Pramuka lain mendukung yang lain kan tidak kondusif. Ini jelas melanggar Marwah Pramuka yang sejak awal diamanatkan undang-undang sebagai pembentuk karakter manusia Pancasila," ungkap Gus Ipul.
Sebelumnya, sebuah video berdurasi 35 detik sempat viral di media sosial. Dalam video tersebut nampak sejumlah anak Pramuka yang dipandu beberapa orang dewasa meneriakkan gerakan 2019GantiPresiden.
Saksikan juga video 'Relawan Jokowi: Gerakan Ganti Presiden Membodohi dan Provokatif':
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini