Pendamping warga dari LBH Semarang, Mazaya Latifasari, membenarkan adanya intimidasi terhadap warga yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa hingga mengungsi di depan PT RUM itu.
Mazaya mengaku saat itu berada di lokasi saat kejadian menuturkan bahwa alasan warga mengungsi karena bau limbah yang sebelumnya dikeluhkan warga, tidak terasa ketika berada di depan PT RUM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, aparat juga diduga melakukan intimidasi. Pelemparan helm juga dilakukan oleh anggota Polres Sukoharjo ke arah warga yang membubarkan diri.
"Salah seorang warga, Andi Sabari terkena lemparan benda berupa helm. Terus warga lain, Novianto diseret paksa masuk ke dalam truk polisi, bahkan ada yang dicekik juga, namanya Febri Apit Saputra," imbuhnya.
Setelah masuk truk dan ditahan dalam truk selama sekitar 1 jam, warga akhirnya dibebaskan namun beberapa sepeda motor milik mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut diangkut dan hingga kini masih ditahan.
"Hari ini juga kami akan mengambil motor di Polres Sukoharjo sekaligus melaporkan tindakan aparat khususnya Polres Sukoharjo yang tidak beretika dan sangat represif tadi malam, ke Propam Polres Sukoharjo," lanjutnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen (Pol) Condro Kirono yang ditemui detikcom saat menghadiri acara Apel 3 Pilar di Pendopo Bupati Purworejo, membantah adanya intimidasi itu. Kapolda juga menepis adanya anggota polisi yang menjadi beking PT RUM.
"Tidak ada, intimidasi apa, tidak ada itu kalau ada siapa coba tunjuk namanya, tidak betul itu. Anggota kami juga tidak ada yang jadi beking," kata Condro.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pangdam IV Diponegoro, Mayjen (TNI) Wuryanto, yang ikut mendampingi Kapolda di acara yang sama. Jika ada TNI yang terlibat atau menjadi beking PT RUM, maka akan ditindak tegas.
"Pasti akan kami tindak tegas, sejauh ini tidak ada," ungkapnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini