Dari data di BPBD Trenggalek, dua wilayah dalam kota yang mulai terdampak krisis air adalah Kelurahan Tamanan dan Desa Karangsoko. Debit air sumur di perkampungan warga mulai banyak yang mengering dan tidak dapat difungsikan.
Perangkat Desa Karangsoko, Catur Winarno, mengatakan di desanya jumlah warga yang mengalami kekeringan mencapai 144 kepala keluarga (KK). Mereka tersebar di empat RT yang berada di kaki Gunung Orak-arik.
"144 KK itu tersebar di tiga RT, yakni RT 2,3,4 dan sebagian di RT 5. Kalau kondisinya itu ya memang kekurangan air, karena air sumur itu sudah banyak yang kering," kata Catur, Selasa (2/10/2018).
Kondisi krisis air tersebut mulai dirasakan warga sejak 3 bulan terakhir, namun kondisi terparah baru terjadi dalam kurun waktu 2 bulan. Pasokan air di beberapa sumur warga yang tersisa tidak mecukupi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Di sisi lain jaringan pipa PDAM masih terbatas dan belum menjangkau di seluruh wilayah di desanya.
"Selama ini daerah Karangsoko jarang terjadi kekeringan, baru mengalami sekitar tiga tahunan ini. Nah, karena kondisi kekeringan sudah relatif parah maka kami mengambil langkah untuk meminta bantuan air ke BPBD," ujar Catur.
Hal senada disampaikan warga lain, Mukatmi. Menurutnya kondisi kekeringan di wilayahnya berdampak langsung terhadap pemenuhan kebutuhan air sehari-hari. Mulai dari air minum, memasak, mandi hingga mencuci.
"Ini memang benar-benar tidak ada air, di sumur itu kalaupun ada hanya sedikit, begitu disedot pakai pompa air itu sesaat langsung habis," kata Mukatmi.
Pihaknya mengaku bersyukur, karena BPBD Trenggalek mulai mengirimkam bantuan air untuk kebutuhan warga. Meskipun jumlahnya terbatas, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kalau kondisi seperti ini ya harus hemat air, penggunaannya seperlunya saja," ujarnya.
Sementara Bupati Trenggalek, Emil Elestianto membenarkan kondisi kekeringan di wilayahnya. Namun khusus untuk wilayah perkotaan proses penanggulangan kekeringan dinilai masih relatif lancar, karena memiliki akses yang mudah dan lebih dekat dengan sumber air PDAM.
"Semua masih dalam jangkauan kita, apalagi di wilayah kota, dari sisi akses lebih mudah, sehingga Insya Allah bisa mengatasi masalah ini," kata Emil.
Menurutnya, potensi kekeringan di Trenggalek masuk dalam rencana kerja PDAM maupun rencana penganggaran di pemerintah daerah. Sehingga pemerintah bisa langsung mengambil langkah cepat saat bencana kekeringan benar-benar terjadi.
"Tapi fakta kekeringan meluas itu memang terkadang diluar ekspektasi, tapi jangan khawatir itu masih dalam kendali kami," jelas Emil.
Saksikan juga video 'Tolong... 19 Desa di Lamongan Kekeringan!':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini