Salah satunya Wahyudi Widodo, atlet paralayang asal Bondowoso, yang menjadi saksi mata bencana yang disebut hampir menelan 1.000 korban tersebut.
"Saat kejadian itu saya lagi istirahat santai di depan penginapan. Karena capek sehabis berlomba," kisah Wahyudi saat ditemui detikcom di rumahnya, Kelurahan Sekarputih, Bondowoso, Selasa (2/10/2018).
Wahyudi melanjutkan, secara mendadak, hotel tempatnya menginap bergetar hebat. Ia bersama beberapa temannya lantas berpegangan tangan satu sama lain untuk mencoba bertahan dari guncangan hebat itu.
Tapi saking kuatnya guncangan, pegangan itu akhirnya terlepas juga. Mereka pun sempoyongan dan jatuh bergulung-gulung di tanah. Tiap kali mencoba berdiri, ia tersungkur lagi.
"Saya sendiri langsung jatuh menimpa meja kaca. Prrraaak! Hancur mejanya. Beruntung pecahan kacanya tak sampai melukai saya," kenang Wahyudi, yang mengaku masih trauma berat dengan kejadian tersebut.
Atlet paralayang yang memang kerap berlaga di berbagai daerah di Indonesia itu melanjutkan, karena khawatir terjadi hal yang lebih buruk, ia bersama teman-temannya kemudian berlari menyelamatkan diri mencari tempat yang lebih aman.
![]() |
Tak hanya Wahyudi saja yang panik. Puluhan orang juga berlarian di jalanan. Wahyudi sempat mendengar mereka berteriak-teriak jika ada tsunami datang. Tak ayal, suasana makin mencekam dan menegangkan.
"Kami langsung berlari sekencang-kencangnya untuk mencari tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri," kisah Wahyudi.
Tak jarang, saat berlari menyelamatkan diri tersebut, mereka jatuh bangun hingga menabrak benda-benda yang ada di depannya. Apalagi listrik padam sehingga suasana malam itu gelap gulita, tak ada penerangan sama sekali.
"Tanah dan jalan juga tampak terbelah. Seperti mengeluarkan semburan lumpur dari perut bumi. Kondisi itu yang membuat saya sangat trauma. Sekarang pun ketika tidur, tiba-tiba tersentak bangun mengingat kejadian itu," tuturnya.
Wahyudi adalah satu dari 11 atlet dan pelatih paralayang asal Jawa Timur yang mengikuti kejuaraan Cross Country Paralayang 2018 untuk merayakan hari jadi Kota Palu.
Delapan dari mereka dinyatakan selamat dan sudah kembali ke daerahnya masing-masing, termasuk Wahyudi. Sedangkan kabar terbaru menyebutkan salah satu dari 3 atlet yang masih hilang kontak telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, yaitu Ardy Kurniawan.
Dua rekan mereka yang tersisa masih belum diketahui keberadaannya, Reza Mahardika dan Serda Fahmi.
Saksikan juga video 'Cerita Ayah Bertemu Anaknya yang Tertimpa Reruntuhan':
(lll/lll)