Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, Skouw

Tapal Batas

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, Skouw

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 29 Sep 2018 12:42 WIB
Mercusuar Oinake di Skouw, Muara Tami, Kota Jayapura (Muhammad Ridho/detikcom)
Jayapura - Pada 2014, terjadi baku tembak di Skouw, kawasan tapal batas Republik Indonesia-Papua Nugini. Peluru sempat melesat menyeberangi tanah yang kini menjadi PLBN Terpadu Skouw dan mendarat di ketinggian mercusuar ujung timur Indonesia.

Ini adalah Mercusuar Oinake, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Kami berbincang dengan petugas navigasi yang menjaga mercusuar ini, Aser Lanta.

"Menara suar ini pas di titik nol. Jadi dia dua fungsi, pertama sebagai pemantau laut. Fungsi kedua adalah sebagai garis batas," kata Aser kepada detikcom di lokasi, Selasa (4/9/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mercusuar dengan konstruksi beton bertulang ini dibangun tahun 1994, menjulang setinggi 40 meter, dibagi delapan lantai. Ada 144 anak tangga menuju puncak.

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, SkouwFoto: Suasana Mercusuar Oinake dan sekitarnya. (Danu Damarjati/detikcom)

Matahari belum naik sempurna, sisa air hujan semalam menetes di kening, jatuh dari besi berkarat lantai atas. Kami meniti satu per satu anak tangga yang basah itu. Tiap injakan, satu set tangga bergoyang. Bila ada dua orang saja yang naik secara bersamaan, maka guncangan lebih keras.

Pak Aser mengatakan sebenarnya orang-orang tak diperkenankan naik ke mercusuar, namun karena banyak yang ingin melihat pemandangan perbatasan maka dia memakluminya. Kata dia, banyak sekali orang dari tempat yang jauh di Indonesia datang membawa satu cita-cita: foto-foto, kemudian menyebarkannya lewat jejaring media sosial. Sambil melangkah, saya berharap semoga tiap anak tangga yang saya injak ini masih kuat menyangga pijakan kaki banyak orang.


Suara derap kaki bergema. Di bangunan berbentuk corong ini, suara apapun seperti terasa lebih nyaring. Nafas dan degup jantung juga terdengar lebih keras, namun suara yang terakhir ini lebih karena kelelahan meniti 144 anak tangga.

Begitu sampai di puncak mercusuar, angin terasa sangat melegakan. Samudera Pasifik terhampar di utara, matahari merangkak dari arah Papua Nugini, dan zona netral kedua negara ada di bawah mata.

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, SkouwSamudera Pasifik dan kawasan Wutung Papua Nugini terpantau dari mercusuar. (Danu Damarjati/detikcom)


Menerawang ke arah selatan, yakni di seberang PLBN Skouw, ada bukit rimbun. Kabut tipis yang datang dari arah Papua Nugini menyelubungi sebagian lerengnya, kesan misterius timbul dari raut bukit.


"Dulu ada tembakan dari arah bukit itu," kata Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Satgas Pamtas RI-PNG dari Yonif Para Raider 501 Kostrad, Lettu Inf Dian Nurhuda, sambil menunjuk bukit itu.

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, SkouwBukit berkabut tipis di seberang sana, terbelah oleh garis pemisah dua negara. (Danu Damarjati/detikcom)


Dia mendengar kabar soal baku tembak itu dari orang yang lebih lama tinggal di sini. Baku tembak itu sempat menjadi pemberitaan nasional pada 2014.

Peristiwa empat tahun lalu itu membekas di dinding mercusuar. Peluru yang melesat dari bukit berkabut itu melubangi dinding bagian luar lantai 6 mercusuar.

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, SkouwLubang tembakan (dilingkari merah) di ketinggian dekat jendela Mercusuar Oinake, Skouw. (Danu Damarjati/detikcom)


Jarak antara bukit dan mercusuar sekitar 1 km. Bukit didepan terbelah menjadi dua teritori, yakni Indonesia dan Papua Nugini. Bila berada di sana, cukup lari ke timur saja untuk sampai ke wilayah luar negeri.

Bekas baku tembak juga ada di bawah Mercusuar, yakni di rumah dinas menara suar milik Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Di situ ada dua lubang akibat tembakan. Namun satu lubang sudah ditutup semen, dan satu lubang lagi malah diperlebar.

Lubang Peluru Terakhir di Mercusuar Oinake, SkouwLubang bekas tembakan di rumah dinas menara suar yang kini telah dibikin semakin lebar. (Danu Damarjati/detikcom)

Kontak tembak antara aparat Indonesia dan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu terjadi pada 5 April 2014 lampau. Peristiwa itu sudah terjadi sejak pagi-pagi. Sebagaimana diberitakan detikcom tak lama setelah peristiwa itu terjadi, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih saat itu Letkol ARH Rikas Hidayatullah menjelaskan kelompok OPM berjumlah 30 orang.

Kelompok OPM itu disebut Rikas menurunkan Bendera Merah Putih di Pos Skouw, kemudian mereka menaikkan Bendera Bintang Kejora, dan membakar papan reklame. Pukul 09.30 WIT, terjadi penembakan ke arah mercusuar. Seorang personel Kodim 1701 bernama Serma Tugini dan Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare terluka akibat kerusuhan ini.

Ada pula baku tembak yang terjadi pada 3 Juni 2014. Dalam berita detikcom saat itu, dua buah panser milik Indonesia bahkan sampai dimajukan ke zona bebas antara dua negara, merespons situasi saat itu.


Namun itu dulu

"Setelah 2014, alhamdulillah sudah tidak ada lagi (peristiwa tembak-tembakan dan gangguan keamanan)," kata Dian.

Melihat PLBN Skouw kini, semua beraktivitas dengan normal. Rasa aman membuat mereka bisa berfoto-foto, jajan di penjual keliling, hingga berbelanja di Pasar Skouw. Seolah kegentingan empat tahun lalu itu tak pernah terjadi. Lubang peluru di tembok mercusuar seolah menjadi pengingat kewaspadaan.

"Sekarang 75% aman. Selebihnya waspada. Prosedur tetap selalu kita laksanakan, patroli rutin kita laksanakan," kata Dian.

Simak terus kabar dari daerah terdepan Indonesia di Tapal Batas detikcom.


Simak Juga 'Dahulu Kelam, Kini PLBN Skouw Jadi Tempat Wisata':

[Gambas:Video 20detik]

(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads