"Mas Sandi, mas Sandi, ayo selfie mas," ujar emak-emak bersahutan di Kantor PWM Jatim, Jalan Kertomenanggal Surabaya, Kamis (27/9/2018).
Dengan berdesakan, Sandi pun meladeni satu per satu permintaan selfie dari emak-emak. Sementara emak-emak lain yang tak kebagian selfie, mengingatkan untuk tak terlalu fanatik. "Hei, ya Allah iling bojone (Hei, Ya Allah ingat suaminya)," teriak salah satu emak-emak.
Menanggapi hal ini, Sandi pun bercerita kegiatannya di Surabaya. Sebelumnya, dia sempat membuat acara ngopi bareng generasi milenial. Namun, yang lebih banyak hadir justru kaum emak-emak.
"Sekarang di setiap acara kami harus antisipasi, ada invasi dari emak-emak. Karena emak-emak maunya deket, minta selfie aja," ujar Sandi yang disambut gelak tawa.
Sandi juga mengatakan emak-emak memiliki peran penting. Untuk itu, dalam kampanyenya, Sandi menyatakan akan terus melibatkan emak-emak.
"Eman-emak militan merupakan bagian dari kampanye jaman now," kata Sandi.
Sementara kampanye jaman now, bagi Sandi sudah bukan saatnya menggunakan metode classroom seperti guru yang mengajar di depan kelas. Namun harus menggunakan mode yang lebih dekat dengan masyarakat.
"Ternyata milenial dan emak-emak, tidak lagi menyukai model classroom, karena emak-emak maunya deket.Kami melihat hasil riset, classroom ndak bisa mendapatkan engagement yang kuat. Saya mulai kampanye jaman now tidak lagi dengan metode classroom,"imbuhnya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini