Dalam statemennya, Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/9/2018), para korban terdiri dari 10 anak-anak berumur 6 tahun hingga 15 tahun beserta dua perempuan. Mereka tewas pada Minggu (23/9) malam waktu setempat ketika sebuah serangan udara yang menghancurkan rumah mereka di sebuah desa di provinsi Wardak, dekat Kabul, ibu kota Afghanistan.
Temuan PBB tersebut menguatkan pernyataan sebelumnya dari anggota dewan provinsi Ahmad Jahfari, yang mengatakan kepada AFP bahwa 12 orang dari satu keluarga tewas dalam serangan udara yang menargetkan para militan Taliban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiga rumah lainnya juga hancur," tutur Abdullah. "Mereka ingin mengebom sebuah penjara Taliban sekitar 100 meter dari rumah kami," katanya.
Dalam pernyataannya, UNAMA juga mengatakan tengah memeriksa laporan jatuhnya korban jiwa warga sipil akibat sejumlah serangan udara di wilayah-wilayah lainnya di Afghanistan, termasuk laporan mengenai tewasnya sembilan orang dari satu keluarga akibat serangan udara di provinsi Kapisa, Afghanistan timur pada Sabtu (22/9) lalu.
Sebelumnya, juru bicara militer AS, David Butler mengkonfirmasi bahwa pihaknya melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan darat Afghanistan di Kapisa. Namun menurutnya, serangan tersebut hanya menewaskan para militan.
Mengenai serangan udara di Wardak, belum diketahui apakah serangan itu dilakukan oleh pasukan AS atau Afghanistan. Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan tengah menyelidiki insiden tersebut. Militer AS juga mengatakan tengah menganalisa "informasi yang relevan dan kredibel" yang berkaitan dengan operasinya di Wardak.
Saksikan juga video '15 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Afghanistan':
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini