Kapolres Ponorogo AKBP Radiant menjelaskan, Ponorogo sendiri dalam menghadapi tahun politik selalu kondusif, namun ada beberapa daerah yang termasuk rawan 1.
"Rawan satu disini bukan adanya masalah di masyarakat tapi kondisi geografisnya yang susah," jelas dia saat ditemui detikcom di Pendopo Pemkab Ponorogo, Jalan Alun-Alun Utara, Rabu (19/9/2018).
Radiant menambahkan saat Pilgub Jatim 2018 kemarin, Ponorogo yang masuk rawan satu itu ada 29 TPS dengan rincian 27 TPS di Kecamatan Ngrayun dan 2 TPS di Kecamatan Sambit.
"Kalau untuk tahun depan ini belum kita petakan lagi, soalnya ada tambahan sekitar seribuan TPS," terang dia.
Bahkan demi menjaga kondusifitas, Polres pun langsung menggelar Deklarasi Damai di Pendopo Pemkab Ponorogo yang dihadiri oleh perwakilan Parpol, Bawaslu, KPU dan Forkopimda. Pasalnya, pada 23 September 2018 - 14 April 2019 mendatang merupakan masa kampanye.
"Kami pun juga sudah menggelar apel pasukan Operasi Mantab Brata 2018 yang merupakan operasi terpusat dalam rangka pengamanan Pileg dan Pilpres 2019 mendatang," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ponorogo Soedjarno mengingatkan tentang media sosial. Apalagi media sosial saat ini berkembang dengan pesat, segala macam pesan bisa langsung dibagikan tanpa ada kontrol.
"Ini harus jadi perhatian serius, jangan sampai berita hoax tersebar di media sosial, cek dulu kebenarannya seperti apa sebelum membagikan berita," tandasnya.
Data dari KPU, untuk pemilih tahun 2019 mendatang mencapai 761.843 pemilih dan tersebar di 2.927 TPS. Berbeda dari tahun 2018 lalu yang hanya mencapai 753.356 pemilih dan tersebar di 1.731 TPS.
"Peningkatan jumlah TPS ini demi efisiensi dan percepatan dalam perekapan surat suara, kalau Pilgub kan hanya 1 surat suara, kalau Pileg dan Pilpres kan banyak surat suaranya bisa 6-7 lembar, jadi TPSnya diperbanyak biar lebih cepat penghitungannya," pungkas Komisioner KPU Ahmad Fauzi. (bdh/bdh)