Terakhir, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan melakukan ekskavasi (penggalian) sekitar 5 tahun lalu, namun belum tuntas. "Kita rencanakan akhir bulan ini melakukan eskavasi di sana," tutur Mifta Alamudin, Kasi Museum Sejarah dan Purbakala Disparbud Lamongan kepada wartawan di kantornya, Jalan Kusuma Bangsa Lamongan, Selasa (18/9/2018).
Udin mengatakan, tahun lalu pihaknya sudah mengajukan anggaran untuk eskavasi. Sembari menunggu realisasi, pihaknya juga sudah melakukan perencanaan di lokasi situs Patakan tahun lalu.
"Eskavasi nantinya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun ini," kata Udin yang menyebut karena dianggarkan tahun ini realisasi ekskavasi juga dilakukan tahun ini.
Nantinya, terang Udin, eskavasi bakal melibatkan Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto. Diperkirakan situs yang masih terpendam sedalam 3 meter.
"Kita perkirakan eskavasi nanti sedalam itu. Tapi kita juga menyesuaikan kondisinya nanti," katanya.
Namun, Udin belum bisa memastikan target penyelesaian eskavasi. Meski menggunakan anggaran tahun ini, namun ekskavasi berbeda dengan proyek fisik yang bisa diperkirakan penyelesaiannya. "Jadi tidak bisa memastikan kapan selesainya," tutur Udin.
Untuk diketahui, pada 2013 silam sebuah benda purbakala yang diduga bangunan candi kembali ditemukan di Lamongan, tepatnya di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng. Penemuan benda purbakala yang berbentuk bangunan ini ditemukan oleh pemerhati benda purbakala Lamongan, Supriyo.
Dia mengaku, penemuan benda purbakala tersebut berawal saat dirinya mendengar kabar ada sebuah bukit kecil di Desa Patakan. Dan oleh warga sekitar dikenal dengan sebutan candi.
Bahkan beberapa waktu silam, situs candi yang sempat terhenti proses ekskavasinya ini juga rusak. Kerusakan ini terjadi karena situs digunakan oleh para pertapa liar merusak struktur bangunan kuno tersebut.
Saksikan juga video 'Melihat Mushaf Alquran Terbesar di Lamongan':
(fat/fat)