Anggota Satpol PP Surakarta, Jaka Setiana ditemukan tewas penuh luka di rumahnya. Meski begitu, jasad Jaka tak divisum. Begini penjelasan polisi terntang itu.
Kasatreskrim Polresta Surakarta, Kompol Fadli, mengatakan sejak awal telah menerima informasi atas kasus kematian itu. Anggotanya pun sudah mendatangi rumah korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak keluarga pun, kata Fadli tidak ingin memprosesnya lebih jauh karena menganggap tak ada keganjilan dalam kematian Jaka. Keluarga memilih mengikhlaskan dan segera memakamkan Jaka.
Keluarga juga telah diminta untuk membuat surat pernyataan bermaterai terkait keputusan mereka. Isinya keluarga sudah ikhlas dan tidak ingin memperkarakannya.
"Jadi nggak kita visum. Keluarga menganggapnya wajar. Intinya tidak ada laporan dan tidak kita lanjutkan," ujarnya.
Mengenai adanya luka-luka di tubuh korban seperti pada foto yang beredar di media sosial, polisi enggan menduga-duga. Bahkan polisi mempertanyakan kebenaran informasi itu.
"Keluarga menganggapnya wajar kok. Dasarnya apa bilang penganiayaan. Kalau luka kan bisa jadi pembuluh darahnya pecah karena darah tinggi. Kita mau memproses itu dasarnya apa," ujar Fadli.
Diberitakan sebelumnya, jasad Jaka ditemukan pertama kali oleh istrinya, Siti Munawaroh pada dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB. Jaka ditemukan sudah dalam kondisi tergeletak di teras lantai dua rumahnya.
Pada jam tersebut, Siti memang biasa membangunkan suaminya untuk salat tahajud. Ternyata Jaka sudah tergeletak tak bernyawa dengan luka-luka di muka, belakang kepala, tangan dan kaki.
"Ibu langsung meminta bantuan untuk memindahkan bapak ke tempat tidur," kata putri korban, Ardilla Secarleta di rumahnya.
Ardilla mengatakan Jaka terakhir bertugas mengamankan acara kirab malam 1 Sura pada Selasa (11/9) tengah malam. Sesampainya di rumah pada Rabu (12/9) dini hari, Jaka sudah tidak keluar kamar.
"Padahal biasanya turun kamar, wudu kalau mau salat. Seharian kemarin enggak," ujar dia. (sip/sip)