8 Spesies Burung Diprediksi Punah Abad Ini

8 Spesies Burung Diprediksi Punah Abad Ini

Aditya Mardiastuti - detikNews
Rabu, 05 Sep 2018 01:34 WIB
Foto: salah satu spesies Macaw yakni Spix Macaw Brazil yang jadi karakter di film kartun Rio yang kini punah (dok. The Guardian)
London - Delapan spesies burung diprediksi punah pada dekade ini. Prediksi ini mengacu pada analisis statistik baru BirdLife International.

Dilansir The Guardian, Selasa (4/9/2018), salah satu spesies Macaw yakni Spix Macaw Brazil yang jadi karakter di film kartun Rio telah lebih dulu punah.

Sementara spesies Macaw lainnya telah masuk daftar terancam punah. Selain Macaw, spesies lainnya yakni poo-uli, burung kerdil Pernambuco dan cryptic treehunter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut analisis yang diterbitkan Biological Conservation, Alagoas foliage-gleaner, burung endemik asal Brazil pemakan serangga daun telah punah pada 2011 lalu. Penyebab kepunahan burung ini karena maraknya penggundulan hutan di Brazil.


Sementara itu, cryptic treehunter merupakan spesies burung baru yang ditemukan di daerah Brazil pada 2002 lalu, sejak 2007 sudah tidak ditemukan lagi. Burung itu sudah tak terlihat sejak hutan-hutan kecil ditebangi dan digantikan tanaman perkebunan seperti tebu dan padang rumput.

Poo-uli, atau honeycreeper bermuka hitam yang ditemukan di Pulau Maui, Hawaii, terakhir dijumpai pada 2004 silam. Usaha untuk mengembangbiakkan burung itu di penangkaran gagal.

8 Spesies Burung Diprediksi Punah Abad IniFoto: Burung Poo-uli terakhir dijumpai pada 2004 silam (Paul E Baker via The Guardian)

Penelitian BirdLife International mencatat 51 spesies burung 'terancam punah' berdasarkan daftar merah International Union Conservation of Nature (IUCN). Dari daftar itu hanya satu spesies burung yang tidak terancam punah dan merekomendasikan Moorea red warbler dari Kaledonia dikeluarkan dari daftar.

Delapan spesies diklasifikasi ulang menjadi punah, empat spesies dinyatakan 'sangat terancam punah'. Termasuk glaucous macaw yang pernah ditemukan di Argentina, Uruguay, dan Brazil sebelum marak perkebunan sawit. Spesies lainnya yakni burung hantu Pernambuco pygmy, yang memiliki tinggi mencapai 15 cm dan pemakan serangga. Burung hantu ini sudah tak ditemukan lagi sejak 2002 sejak habitatnya diganggu pembalakan liar.


Salah satu peneliti dari BirdLife, Stuart Butchart mengatakan punahnya burung-burung itu disebabkan karena ulah manusia.

"Orang-orang berpikir tentang kepunahan dan memikirkan dodo tetapi analisis kami menunjukkan bahwa kepunahan terus bertambah dan semakin meluas," katanya.

"Secara historis 90% burung-burung yang punah itu memiliki populasi kecil di pulau-pulau terpencil. Bukti-bukti kami menunjukkan ada gelombang kepunahan yang terjadi di sejumlah benua yakni karena hilangnya habitat akibat pertanian yang tidak berkelanjutan, kekeringan dan penebangan liar," sambungnya.

Dia mengingatkan pentingnya berhati-hati untuk mendeklarasikan kepunahan spesies burung dan mengabaikan upaya konservasi malah akan mempercepat kepunahan.

"Jelas sudah terlambat untuk mengkonservasi spesies ikonik yang punah itu, tapi karena kami mengenal burung lebih baik daripada kelas taksonomi lainnya, kami tahu spesies burung mana yang paling berisiko. Kami berharap penelitian ini akan mengilhami pelipatgandaan upaya untuk mencegah kepunahan lainnya," ujar Butchart.

(ams/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads