Warga Dolly Tak Mau Lokalisasi Dihidupkan Lagi, Ini Alasannya

Warga Dolly Tak Mau Lokalisasi Dihidupkan Lagi, Ini Alasannya

Deni Prastyo Utomo - detikNews
Jumat, 31 Agu 2018 14:40 WIB
Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya - Sekelompok orang menggugat Rp 270 miliar ke Pemkot Surabaya atas kesejahteraan pasca penutupan Lokalisasi Dolly-Jarak. Namun upaya itu ditolak warga asli Jarak-Dolly.

Jika lokalisasi dihidupkan kembali, warga dan anak-anak akan malu menyandang kampungnya sebagai tempat prostitusi. Tak hanya anak-anak, remaja dan perempuan-perempuan di Dolly-Jarak akan malu menyandang perkampungannya.

"Dulu anak-anak takut menyebutkan daerah asalnya dari Putat. Tapi kini mereka mulai berani menyebut daerahnya," kata Ketua RT 5 RW 3 Putat Jaya, Nirwono Supriyadi kepada detikcom di depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jalan Arjuno, Jumat (31/8/2018).


Bahkan, lanjut Nirwono, ada seorang warganya berangkat dan pulang kerja terpaksa turun ke daerah lain saat naik angkot, dari pada turun di kawasan Dolly. Sebab, dia khawatir jika turun atau naik dari Dolly-Jarak, dianggap pelanggan lokalisasi.


"Stigma itu otomatis tersandang dengan sendirinya. Nah jika sudah berubah seperti sekarang lalu dikembalikan lagi menjadi prostitusi, bagaimana psikologis mereka, yang jelas mereka kembali malu," tambahnya.

Atik, salah satu pemilik UKM Mampu Jaya membuat sepatu sandal mengaku senang dengan kondisinya sekarang. Apalagi dirinya mengajak ibu-ibu sekitar Dolly untuk bekerja dan membantu ekonomi warga.

"Kami pun mulai berani mengatakan tinggal di Dolly. Karena kondisi kami sudah berubah," tambah Atik. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.