"Korban meninggal sampai hari ini 515, luka-luka 7.145 orang, pengungsi 431.416, dan rumah rusak 73.843," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan di kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Dari data itu, BNPB mencatat korban meninggal dunia terbanyak ada pada 5 Agustus 2018 dengan gempa berkekuatan 7,0 SR. Tercatat ada 479 korban meninggal dunia akibat gempa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopo mengatakan korban mayoritas meninggal dunia karena tertimpa bangunan yang roboh saat gempa itu terjadi. Masih banyak bangunan yang tidak tahan gempa mengakibatkan banyaknya korban jiwa saat gempa di NTB itu terjadi.
"Korban meninggal, luka-luka, bukan disebabkan gempanya, tapi bangunannya yang tidak memenuhi standar (bangunan) tahan gempa," ungkapnya.
Untuk kerugian sendiri, BNPB sudah melakukan hitung cepat. Kerugian akibat gempa di NTB itu mencapai Rp 7,7 triliun.
"BNPB memperkirakan kerugian dengan hitung cepat sampai hari ini Rp 7,7 triliun. (Kerugian) ini meliputi 5 sektor, (yaitu) sektor permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial, dan lintas sektor," kata Sutopo.
"Paling banyak sektor pemukiman hampir 65 persen (rusak). Saat ini berdasarkan hasil kerugian kita masih melakukan perhitungan berapa yang harus dikeluarkan untuk pemulihan. Perkiraan kebutuhannya sekitar Rp 7 triliun. Kalau ada yang rusak ya nanti kita hitung lagi," sambungnya. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini