"Proses-proses terjadinya gempa susulan otomatis mengakibatkan masyarakat di Lombok trauma. Banyak warga yang memilih pada malam hari di tenda-tenda," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Sutopo mengatakan masyarakat di NTB trauma akan gempa yang terus terjadi dan mereka memilih tinggal di luar rumah dengan menggunakan tenda-tenda meskipun kondisi rumah mereka tidak rusak parah. Tenda-tenda itu dibuat menggunakan terpal dan membuat kebutuhan terpal di NTB semakin meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sejak tanggal 5 Agustus hingga 21 Agustus 2018 BNPB mencatat sudah terjadi 1.005 gempa di NTB. Gempa terakhir terjadi dengan kekuatan 6,9 SR dan memakan korban jiwa sebanyak 14 orang.
"Dampak gempa 6,9 SR, 14 orang meninggal, 24 orang luka-luka dan 151 unit rumah rusak," kata Sutopo.
Dari 14 korban meninggal dunia itu tersebar di kabupaten yang berada di Lombok. 6 orang dari Kanupaten Lombok Timur, 1 dari Lombok Tengah, 6 dari Kabupaten Sumbawa, 1 dari Kabupaten Sumbawa Barat. (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini