"Ya, ya ...sudah saya jelaskan semua ke penyidik," kata Eni usai diperiksa di Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (16/8/2018).
Dia enggan menegaskan apakah pertemuan itu memang ada atau tidak. Eni juga tak menjawab secara lugas saat ditanya apakah dirinya dikonfirmasi soal rekaman CCTV yang disita KPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, KPK menetapkan Wakil Ketua Komisi VII Eni Maulani Saragih dan pengusaha Johannes Budisutrisno Kotjo sebagai tersangka. KPK menduga Eni menerima keseluruhan Rp 4,5 miliar dari Johannes untuk memuluskan proses penandatanganan kerja sama terkait pembangunan PLTU Riau-1. Johannes merupakan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited.
KPK telah mengamankan Rp 500 juta yang diduga merupakan pemberian keempat kepada Eni. Pemberian pertama kepada Eni diduga dilakukan pada Desember 2017 sebesar Rp 2 miliar, pemberian kedua pada Maret 2018 sebesar Rp 2 miliar, dan pemberian ketiga pada 8 Juni 2018 sebesar Rp 300 juta. Ada dugaan pemberian tersebut dilakukan melalui staf dan keluarga Eni.
KPK pun sudah memeriksa Idrus Marham terkait dugaan adanya pertemuan dengan tersangka kasus dugaan suap PLTU Riau-1. KPK menelusuri apa isi pertemuan itu
"KPK terus mendalami informasi-informasi tentang pertemuan-pertemuan yang diduga pernah terjadi antara para saksi dan tersangka tersebut. Didalami lebih lanjut dan diklarifikasi apa isi pertemuan itu," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (15/8) kemarin.
Tonton juga video: 'Idrus Penuhi Panggilan KPK Terkait Suap PLTU Riau'
(haf/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini