Jemaah Kian Banyak, Ini Penyebab Bus Shalawat Tak Bisa Ditambah Lagi

Laporan dari Mekah

Jemaah Kian Banyak, Ini Penyebab Bus Shalawat Tak Bisa Ditambah Lagi

Fajar Pratama - detikNews
Rabu, 15 Agu 2018 20:57 WIB
Menag Lukman Hakim memberikan tausiah. (Fuad/detikcom)
Jakarta - Semakin mendekati wukuf Arafah, Masjidil Haram makin dipenuhi jemaah haji. Bus Shalawat yang kini makin sering penuh dikeluhkan oleh sejumlah jemaah. Jemaah pun bertanya mengapa bus tersebut tak ditambah saja?

Pertanyaan itu terlontar dalam tausiah dan diskusi antara Menag Lukman Hakim Saifuddin dan jemaah haji Indonesia di Hotel 414, Raudhah, Mekah, Rabu (15/8/2018). Jemaah asal Papua, Ruslan, mengeluhkan waktu tunggu yang kian lama.


Untuk diketahui, bus Shalawat yang berjumlah 394 buat melayani 12 rute khusus disediakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kepada jemaah haji dari Indonesia. Bus ini menghubungkan area pemondokan dengan Masjidil Haram. Sementara itu, jumlah jemaah haji yang ke Mekah makin banyak dan akan mencapai 204 ribu jemaah reguler pada Kamis (16/8) dini hari nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lukman, yang juga merupakan amirull hajj Indonesia, menjelaskan kepada Ruslan dan jemaah lain. Kerajaan Arab Saudi, kata Lukman, sengaja membatasi jumlah bus yang beredar di Mekah.

"Busnya itu dibatasi oleh pemerintah Arab Saudi karena, kalau terlalu banyak, di situ akan memadatkan lalu lintas. Justru malah macet di mana-mana karena bus itu kan taraddudi (berputar sesuai trayek)," ujar Lukman.


Apabila jumlah bus dalam satu trayek terlalu banyak, bus tidak akan bisa berputar. "Karena pembatasan itu, jumlah busnya tidak sebanding dengan jumlah jemaah," tutur Lukman.

Pertanyaan kepada Lukman itu mengemuka dari fenomena padatnya Masjidil Haram setelah salat Isya. Mengenai hal ini, Lukman memberikan tips kepada jemaah untuk bersabar menunggu di dalam masjid sampai kepadatan jemaah terurai.

"Jadi begini, memang kapasitas Masjidil Haram ini setelah diperluas, menurut informasi resmi, itu sekarang daya tampungnya sekitar 1,6 juta. Bisa kita bayangkan betapa banyaknya itu. Karenanya, cara kita menjaga setelah salat Isya selesai, jangan buru-buru keluar. Tahan sejenak satu atau dua jam daripada kita berdesak-desakan, toh kita berdesak-desakan memakan waktu berjam-jam juga," sambungnya. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads