"Dalam kesempatan kita ini, saya ingin menyegarkan kembali ingatkan bahwa tentu ada hak-hak kita yang tidak bisa dipenuhi secara utuh. Misalkan seperti Bapak-Ibu memiliki selera tersendiri dalam menikmati makanan. Ada yang suka pedas, manis, ada yang suka sayur, ada yang suka daging, karena selera kita berbeda-beda tapi ketika itu harus diberlakukan pada 221 ribu jemaah, pemerintah harus menetapkan titik moderat," tutur Menag Lukman Hakim Saifuddin.
Hal itu disampaikan Lukman saat memberikan tausiah dan diskusi dengan jemaah di Hotel 414, Mekah, Rabu (15/8/2018). Jemaah haji tampak antusias dan memenuhi ruangan lantai 2 hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukman, yang merupakan amirull hajj, mengatakan pemerintah sebetulnya tahu betul rasa makan yang moderat itu juga memiliki risiko tidak disukai jemaah. Namun itu dianggap sebagai jalan tengah karena bisa diterima semua jemaah asalkan memiliki sifat toleran.
"Ini berisiko misalkan bagi yang suka pedas, maka rasa yang di tengah-tengah ini rasanya juga menjadi terlalu hambar. Itulah yang saya maksud ada hak-hak personal pribadi kita yang karena kita hidup di kelompok yang jumlahnya cukup banyak sehingga hak-hak tersebut tidak bisa dipenuhi secara utuh," tutur Lukman.
"Itulah mengapa di agama kita diajarkan bahwa tidak ada hak yang tanpa batas. Bahwa kita tidak boleh merugikan orang lain itulah yang dalam bahasa agama disebutkan tentang toleransi tentang tenggang rasa orang Jawa menyebutnya tepo seliro, saling bisa menghargai orang lain orang lain," sambungnya.
Selebihnya, dalam tausiah dan diskusi ini, Lukman memuji jemaah Indonesia yang begitu tertib. Pujian itu, kata Lukman, disampaikan langsung oleh pemerintah Arab Saudi.
"Semoga jemaah haji bisa tetap tertib sampai akhir kepulangan nanti. Terima kasih saya memberikan apresiasi yang begitu tinggi," ujar Lukman. (fjp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini