Padahal kondisi air sungai yang keruh membuat sebagian warga mengaku gatal-gatal. Beberapa sampah plastik pun terlihat berceceran di sungai tersebut.
Yanti, salah satu warga Desa Jalatunda mengaku terpaksa memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian. Lantaran, sumur di rumah warga sudah mulai kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menyiasati keruhnya air sungai, warga membuat sumur resapan di sungai yang sudah mengering. Air dari sumur resapan ini dimanfaatkan untuk mandi sedangkan mencuci, tetap menggunakan air sungai.
"Jadi kalau sudah mulai kemarau, warga menggali sungai yang sudah kering. Nanti keluar airnya untuk mandi. Sedangkan, untuk mencuci tetap menggunakan air sungai," terangnya.
Sumur warga sudah mulai kering sudah sejak Bulan Juli lalu. Kondisinya semakin parah memasuki Bulan Agustus.
"Beberapa gatal-gatal, tetapi kalau orang dewasa tidak, mungkin karena sudah terbiasa. Di sini sudah mulai kekeringan sejak Bulan Juli lalu," kata dia.
Tuyem warga Desa Jalatunda lainnya mengatakan, kekurangan air bersih di desanya terjadi tiap tahun. Ia berharap agar ada penanganan khusus atau droping air yang mencukupi.
"Sampai sekarang baru sekali mendapat dropping air bersih," ujarnya. (sip/sip)