"Saat radar pesawat bunyi, bapaknya, Jumairi, menyuruh Jumaidi lompat. Saat lompat sama-sama, bapaknya terpental," kata perawat RS Andre menceritakan kesaksian Jumaidi kepada detikcom, Senin (13/8/2018).
Ketika itu, Jumaidi sempat tak sadarkan diri. Begitu tersadar, dia mendekat ke bangkai pesawat untuk mencari air minum karena kehausan. Karena bingung dan kesakitan, Jumaidi akhirnya memutuskan tinggal di dalam bangkai pesawat sambil menunggu pertolongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Jumaidi kembali ke dalam pesawat, masih ada dua penumpang yang bertahan hidup. Namun keduanya meninggal pagi tadi sebelum tim evakuasi datang.
"Dia cerita kalau masih ada dua penumpang yang hidup tapi meninggal tadi subuh," ujarnya.
Dokter Hendry Budiyono, yang menangani Jumaidi di RS Bhayangkara, mengatakan kondisi korban masih stabil, meski mengalami guncangan dan trauma di bagian kepala akibat benturan.
"Tak ada perdarahan yang berarti yang mengancam jiwa, namun pasien (Jumaidi) ada cedera kepala ringan. Saat setelah kejadian, dia sempat kehilangan kesadaran, kemudian ada patah tulang di lengan kanan. Kami akan foto tulang belakang karena saat pemeriksaan ada nyeri di tulang belakangnya," kata Hendry.
(asp/asp)