Rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Masduki Toha kali ini sekaligus menandatangi dokumen yang disaksikan oleh seluruh anggota DPRD dan juga panitia khusus (Pansus).
Raperda yang telah disepakati dewan, memutuskan perubahan nama sebagian Jalan Gunungsari menjadi Jalan Prabu Siliwangi. Jalan baru ini mulai Terminal Joyoboyo hingga simpang 3 Jalan Gajahmada, yakni sepanjang 1,9 Km.
Sebagian Jalan Dinoyo juga berubah nama menjadi Jalan Sunda. Yakni mulai simpang 3 Universitas Widya Mandala (UWM) sampai simpang 4 Jalan Keputran. Jalan baru ini hanya sepanjang 300 meter.
Sementara sidang paripurna ini diwarnai aksi walk out mantan Ketua Pansus Perubahan Nama Jalan yang juga anggota Komisi D Fatkhul Muid dan Vinsensius Awey, anggota komisi C. Kedua politisi tersebut berasal dari Fraksi Partai NasDem.
Keduanya memilih walk out lantaran tidak sepakat dengan keputusan sidang yang tetap mengesahkan perubahan kedua nama jalan sebagai rekonsiliasi pertukaran budaya antar budaya Jawa dan Sunda. Menurut mereka, sebagian Jalan Gunungsari yang diganti namanya, memiliki nilai histori perjuangan arek-arek Suroboyo melawan kolonial Belanda.
Vinsensius Awey menilai keputusan Pansus mengaburkan fakta-fakta sejarah perjuangan masyarakat Surabaya.
"Pemerintah harus hadir bukan dalam bentuk menjajah kepentingan masyarakat, tapi harus melindungi. Ini yang terjadi ada penjajahan baru, dimana kepentingan masyarakat ruang publik yang nyata-nyata sudah menjadi saksi sejarah keberadaan masyarakat Surabaya, dihilangkan," tegasnya.
Meski begitu, Awey mengatakan, dia sepakat dengan usulan Gubernur Jatim mengenai rekonsiliasi budaya, namun tidak harus membumihanguskan sejarah yang sudah ada.
"Saya sepakat ada rekonsiliasi, saya sepakat ada penamaan Jalan Sunda dan Pabru Siliwangi, tapi tidak harus menghilangkan yang sudah ada. Apalagi kedua jalan tersebut (Dinoyo dan Gunungsari) merupakan jalan bersejarah masyarakat Surabaya dalam melawan penjajah," ujarnya.
Di tempat berbeda, warga Gunungsari menyatakan tidak sepakat jika sebagian Jalan Gunungsari diubah namanya. Apalagi posisi yang diubah memiliki nilai histori yang cukup tinggi.
"Saya sebagai asli arek Suroboyo sangat tidak setuju dengan perubahan nama jalan itu. Mereka kan wakil rakyat apa tidak memperhatikan pendapat rakyat yang menolak. Tidak bisa asal memutuskan begitu saja. Jalan itu adalah saksi perjuangan dijaman kolonial dulu," tegas warga yang enggan disebut namanya ini. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini