"Ular itu kami tangkap dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB. Munculnya di parit dekat tanaman jagung. Ditangkap bersama enam orang karena saya takut kalau sendiri," terang salah satu pedagang Gino (50) kepada detikcom di lokasi Kamis (9/8/2018).
Gino mengatakan saat itu dirinya berjualan minuman kopi di bawah pohon jati di sebelah selatan semburan air. Tiba-tiba terdengar suara seperti daun kering yang terinjak. Lantas Gono mencari sumber suara yang datang. Dia terkejut melihat ular dengan panjang sekitar 3 meter sebesar kaki orang dewasa.
"Awalnya ada suara krosak (seperti daun kering di injak), saya cari sumbernya ternyata ada ular sowo kembang (sanca) di dekat aliran air semburan yang jaraknya hanya sekitar 20 meter dari lokasi semburan. Lantas saya ngabari keponakan yang lagi di lokasi," ujarnya.
![]() |
Gino mengatakan ular itu kini telah diamankan kedua keponakannya, Anto (35) dan Dwi (30). Ular dengan warna coklat bermotif hitam itu ditempatkan dalam kandang kawat besi. Untuk antisipasi agar tidak menggigit, mulut ular dilakban.
Kepala Desa Sidolaju Wagi Supriyono membenarkan kemunculan ular itu. "Iya dini hari tadi infonya ada ular yang ditangkap warga. Tapi saya tidak tahu persis detailnya ular itu," ucap Wagi.
Dikatakan Wagi, saat ini semburan air masih pada ketinggian 30 meter. Namun debit air tampak mulai berkurang, berbeda dengan empat hari terakhir. "Ketinggian sama ini bahkan semalam sempat 40 meter, ndak tahu kok kalau malam tinggi semburannya," pungkasnya.
Pantauan detikcom saat ini lokasi semburan masih banyak dikunjungi warga yang penasaran dengan semburan air berpasir itu. Lokasi semburan air bercampur pasir itu berada di 100 meter selatan ruas tol Ngawi-Mantingan yang belum selesai pembangunannya. Tepatnya di KM 563+600 Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren, Ngawi. (iwd/iwd)