"Mahasiswa yang terbukti menggunakan joki diputuskan untuk digugurkan oleh UMY dalam diskusi yang dilakukan oleh tim penerimaan mahasiswa baru dengan orangtua calon mahasiswa," kata Rektor UMY, Gunawan Budiyanto lewat keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (7/8/2018).
Gunawan mengatakan, prilaku curang saat ujian masuk perguruan tinggi merugikan sejumlah pihak. Menurutnya, prilaku curang tersebut seharusnya tidak terjadi di perguruan tinggi yang menjunjung tinggi asas integritas dan kejujuran.
"Ini merugikan UMY sebagai institusi pendidikan dan juga menghilangkan kesempatan calon mahasiswa lainnya. Terlebih anak yang pintar namun terhalang biaya pendidikan, karena kami memiliki banyak skema pembiayaan pendidikan untuk anak yang punya kapasitas," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orangtua calon mahasiswa menyampaikan kalau mereka memang dijanjikan oleh joki, bahwa anaknya akan lulus. Setelah pertemuan kami (dengan wali) rampung, orangtua calon mahasiswa setuju untuk membatalkan status diterima di UMY," jelasnya.
Agar kasus serupa tak terulang, lanjut Dyah, UMY akan berupaya meningkatkan kualitas ujian masuk. Salah satunya dengan menggunakan finger print sejak awal pendaftaran, tes ujian masuk, sampai ketika mereka dinyatakan diterima sebagai mahasiswa UMY.
"Ketika mereka resmi menjadi mahasiswa, mereka harus menggunakan finger print yang dulu digunakan pada pendaftaran untuk melaksanakan berbagai kegiatan di kampus seperti absen kelas, pembayaran KRS dan lainnya," pungkas dia.
Sebelumnya, seorang joki ujian masuk gelombang keempat tahap kedua di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tertangkap. Joki tersebut tertangkap basah menggantikan salah satu peserta ujian.
"Joki ini ketahuan memalsukan identitas. Ketika (ujian) dia mengisi atas nama inisial ALW," jelas Dyah saat dihubungi wartawan, Jumat (3/8) lalu. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini