"Seperti kita ketahui, semua jemaah yang keluar dari Madinah ini harus terdata atau masuk dalam e-Hajj sehingga tidak hanya satu jamaah pun terkecualikan," kata Kadaker Madinah, Mukhamad Khanif, Kamis, (2/8/2017)
Khanif mengatakan ada beberapa jemaah Indonesia yang paspornya terbawa oleh jemaah lain. Hal tersebut baru diketahui belakangan sehingga terjadi penundaan keberangkatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah dapatkan kepastian bahwa jemaah yang bersangkutan dapat masuk e-Hajj dan diberangkatkan ke kloter berikutnya," ujar Khanif.
Selain kelalaian jamaah, Khanif menerangkan hal ini terjadi dikarenakan banyaknya paspor di Muasassah yang mengakibatkan paspor dari jamaah lain masuk ke Indonesia. Salah satunya, Pakistan. Jemaah tidak bisa diberangkatkan karena tidak ditemukannya paspor tersebut.
"Jadi kemarin itu, terakhir ada beberapa jemaah yang tidak hanya tertukar tapi sidik jarinya pun belum terdata pemerintah Arab Saudi sehingga perlu ada pemindaian sidik jari," kata Khanif.
"Kami sudah menyampaikan ke Muasassah agar memberi pemberitahuan lebih awal. Jika mereka menemukan kloter yang tidak lengkap," imbuhnya.
Hingga saat ini, jemaah yang tertunda keberangkatannya ke Mekah tercatat 110 orang. Dengan rincian 80 orang yang tidak terdeteksi sidik jarinya, dan 30 orang yang paspornya tidak masuk manifest. Namun, Seluruh jamaah yang tertunda sudah diberangkatkan ke Mekah.
Tonton juga video: 'Terobosan Haji Tahun ini, Cek Sidik Jari Dilakukan di Indonesia'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini