"Yang paling mudah sebenarnya pilpres paling nomor 1 atau nomor 2 pada masa yang akan datang. Karena sudah dapat dipastikan, hampir pasti cuma dua pasangan calon pada pilpres yang akan datang," kata JK saat menjadi pembicara di diskusi 'Waspada Ekonomi Indonesia di Tahun Politik' di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (2/8/2018).
Dua paslon di pilpres, menurutnya, otomatis memunculkan dua poros nasional. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan pilkada serentak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kalau pemilu yang akan datang, entah apa namanya, belum ada namanya. Tapi poros 1 poros 2, itu yang terjadi nanti pada pemilu yang akan datang," imbuh JK.
JK lantas menyinggung dampak Pemilu 2019 dengan dua poros nasional terhadap kondisi perekonomian. Belajar dari pengalaman pemilu sebelumnya, JK menilai kondisi ekonomi stabil pada pemilu.
"Apa pengalaman kita semua, tadi saya minta coba kasih data keadaan ekonomi pada 2004, 2009, 2014, ini bermacam-macam. 2004 pertumbuhan kita 5,1 persen. Lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Artinya, pemilu itu justru meningkatkan ekonomi," jelasnya.
Hal ini juga terjadi pada Pemilu 2009. Meski ekonomi agak turun, turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut JK akibat krisis global.
"Kemudian 2014 justru lebih baik, turun dari tahun sebelumnya tapi lebih baik daripada tahun setelahnya. Artinya, kalau kita lihat Pemilu tahun 2014 menurun disebabkan harga komoditas dunia menurun," tuturnya.
Tonton juga video: 'Maju-Tidaknya Jusuf Kalla di Pilpres Tergantung Putusan MK'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini