Festival Dandang Sewu dan Cerita Keluarga Pengrajin Logam di Banyuwangi

Festival Dandang Sewu dan Cerita Keluarga Pengrajin Logam di Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Rabu, 01 Agu 2018 15:55 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Festival Dandang Sewu atau seribu dandang (alat masak nasi tradisional, red) kembali digelar di Banyuwangi. Bertempat di Lapangan Kompi Koramil Kecamatan Kalibaru, ribuan dandang dipajang berderet dan dijual bebas.

Ratusan anak juga dilibatkan untuk menari sembari membawa dandang-dandang mini dalam festival tahunan yang baru mulai digelar untuk kedua kalinya tersebut.

Kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat potensi lokal itu ternyata juga menandai perkembangan kerajinan logam di Kalibaru yang telah memasuki generasi ketiga.

Menurut cerita, orang pertama yang memproduksi berbagai peralatan dapur dan perkakas rumah tangga dari logam itu adalah seorang pendatang bernama Klasi pada dekade 1970-an. Pendatang asal Madiun itu merantau ke Banyuwangi dan menetap di Kalibaru.


"Pak Klasi kemudian membuat panci dan alat-alat dapur. Bahannya yang digunakan masih memanfaatkan drum bekas," ungkap Wawan, cucu Pak Klasi yang kini juga menggeluti usaha kerajinan tersebut kepada detikcom, Rabu (1/8/2018).

Dari Pak Klasi, usaha tersebut lantas diikuti oleh tetangga-tetangganya di Dusun Tegalpakis. Banyak yang ikut serta mengais rezeki dari membuat dan menjual kerajinan tersebut.

Bahkan perkembangannya semakin pesat ketika memasuki tahun 1980-an, yaitu saat usaha yang dirintis oleh Klasi dilanjutkan oleh putranya, Selamet.

"Saat itu, produksinya terus meningkat. Tidak hanya untuk kebutuhan lokal Banyuwangi, tapi juga sudah dikirim ke seluruh Indonesia," kenang Wawan, yang tak lain anak dari Selamet.

Memasuki tahun 2000-an, Selamet mulai menua dan usaha itu pun dilanjutkan oleh Wawan. Sejak duduk di bangku SMP, ia sudah akrab dengan berbagai proses pembuatan kerajinan.

Ia juga kerapkali ikut serta sang ayah berbelanja bahan dasar logam di Surabaya. Di tangan generasi ketiga tersebut, kerajinan logam ini pun ikut beradaptasi dengan perkembangan pasar.

"Jika zamannya kakek hanya pakai drum bekas, zaman bapak sudah menggunakan alumunium, sekarang sudah variatif. Ada yang menggunakan stainless dan bahan logam lainnya," terang pria berusia 37 tahun itu.

Tidak hanya bahan dasarnya yang mulai variatif, model dan jenis produksinya pun juga beragam. Dulu hanya sebatas memproduksi panci, wajan, dan perkakas dapur lainnya, kini mereka sudah bisa membuat aneka peralatan rumah tangga dengan sentuhan artistik seperti teko kecil, gelas kopi, dan aneka perabotan lain yang juga berbahan logam.

"Modelnya kita meniru yang lagi ngetren di pasaran," akunya.


Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas pun mengapresiasi upaya adaptasi dan peningkatan kualitas dari para pengrajin logam di Kalibaru. Salah satunya dengan mengakomodasikan pasar untuk mereka.

"Pengrajin terus berinovasi, sedangkan pemerintah terus berupaya untuk mempromosikan dan menciptakan pasar-pasar baru bagi para pengrajin. Salah satunya adalah dengan menggelar Festival Dandang Sewu ini," terangnya.

Pemerintah juga merangsang kreativitas pengrajin dengan berbagai program pendampingan. "Di berbagai dinas terkait, kita telah memprogramkan pendampingan terhadap para pengrajin untuk peningkatan kualitas hingga akses permodalan," timpal Sekretaris Pemerintah Daerah Banyuwangi Djajat Sudrajat di lokasi Festival Dandang Sewu.




Tonton juga 'Warna-warni di Banyuwangi Ethno Carnival 2018':

[Gambas:Video 20detik]



Festival Dandang Sewu dan Cerita Keluarga Pengrajin Logam di Banyuwangi
(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.