"Assalamualaikum eyang mulia," sapa santri pedepokan saat Taat keluar dari ruang tahanan sementara menuju ruang sidang Cakra di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (1/8/2018).
Mendapat salam dari para santrinya, Taat melempar senyum dan mengacungkan jempolnya. "Baik alhamdulillah, wa'alaikumsalam," jawab Taat sambil melambaikan tangan dan diakhiri pemberian jempol pada santrinya.
Mereka mengaku sengaja hadir untuk memberikan dukungan moral pada Taat Pribadi yang dianggap sebagai maha guru dan benar. "Beliau guru saya dan kami ke sini untuk memberikan dukungan moral pada eyang mulia," kata Amir warga Bekasi yang mengaku saat ini tinggal di Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal Probolinggo.
Amir mengaku datang bersama puluhan santri lainnya. Selain memberikan dukungan, mereka juga menganggap yang dilakukan Taat Pribadi sebagai guru sudah benar sehingga perlu didukung.
"Kalau gurunya benar kan santrinya harus mendukung. Beliau benar kok, saya dan kami yakin itu tidak akan terbukti," ujar Amir.
Ia juga menilai langkah Taat Pribadi yang menjalani sidang tanpa didampingi kuasa hukum atau pengacara adalah bentuk kebenaran dan perjuangan sang guru.
"Kan benar kenapa harus menggunakan kuasa hukum. Apalagi kalau pakai, hasilnya hanya begitu begitu saja (tetap bersalalah dan dihukum). Kami yakin eyang mulia benar," pungkasnya. (ze/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini