Pelajar Dominasi Korban Laka di Gresik, Polisi Goes to School

Pelajar Dominasi Korban Laka di Gresik, Polisi Goes to School

Deni Prastyo Utomo - detikNews
Senin, 30 Jul 2018 15:51 WIB
Kapolres Gresik memakaikan helm kepada salah satu pelajar (Foto: istimewa)
Gresik - Salah satu korban kecelakaan terbanyak adalah pelajar. Di Gresik, pelajar menempati urutan nomor dua korban kecelakaan. Berkaca dari itu, polisi pun goes to school.

"Kami memiliki progam khusus yakni Police Goes to School. Setiap hari Senin kami secara bergiliran menjadi pembina upacara di setiap sekolah di Gresik, baik diminta maupun tidak. Hari ini kami lakukan di SMAN 1 Gresik," kata Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro saat dihubungi detikcom melalui telepon, Senin (30/7/2018).

Wahyu mengatakan dengan menjadi pembina upacara di sekolah, pihaknya ingin mengedukasi dan menumbuhkan rasa tertib berlalu lintas sejak dini. Salah satunya dengan memberikan sosialisai tertib lalu lintas di kalangan pelajar.

"Kami menyosialisasikan tertib berlalu lintas. Jadilah pelopor keselamatan lalu lintas dan yang terpenting fokus menekan keselamatan sebagai kebutuhan dan menekan angka keselamatan berlalu lintas untuk pelajar," jelas Wahyu.


Berdasarkan data Polres Gresik selama semester pertama 2017 dan 2018, laka lantas di Gresik terjadi peningkatan sebanyak 4 persen.

"Kategori pertama laka lantas didominasi wiraswasta. Kemudian nomor dua adalah kalangan pelajar. Untuk itu kami mengambil langkah efektif dengan memberikan edukasi secara langsung ke kalangan pelajar," ungkap Wahyu.

Tak hanya memberikan sosialisasi, polisi juga memberikan teori dan praktik langsung untuk tertib berlalu lintas. "Kami juga memberikan coaching clinic secara langsung mulai dari ujian teori dan praktik langsung kepada pemohon SIM baru," ujar Wahyu.

Mantan Kapolres Bojonegoro ini juga mengajak para pelajar menjadi mitra kamtibmas dan Polri, untuk bersama-sama di lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan keluarga.


"Kalau ada informasi apapun. Mereka juga bisa menjadi tim cyber patrol kita. Karena mereka sering kali berhubungan dengan alat komunikasi terutama dengan dunia internet," ujar Wahyu.

Tak hanya itu, Polisi juga ingin mengajak pelajar sebagai agen-agen untuk menangkal isu-isu SARA dan radikalisme di lingkungan sekitar.

"Para pelajar juga harus kami bina untuk menjadi agen-agen untuk memberikan sosialisasi untuk menyangkut SARA dan rakadikalisme," tandas Wahyu. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.