Siti menyampaikan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengarusutamakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam kebijakan nasional. Dia mengatakan kontribusi sektor kehutanan Indonesia dalam pencapaian TPB 15 (life on land) melalui penurunan tingkat deforestasi, TPB-1 (no poverty), 10 (reduced inequality), 3 (good health and well-being), 8 (decent work and economic growth) melalui program-program perhutanan sosial, 12 (sustainable production and consumption) melalui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu, dan 13 (climate actions) melalui REDD+.
Siti juga menyampaikan, mengenai perubahan paradigma yang terjadi di Indonesia, di mana kebijakan dan upaya tidak lagi hanya ditujukan untuk mencapai produksi hutan yang berkelanjutan, tetapi ditujukan untuk menciptakan keseimbangan antara nilai sosial, lingkungan dan ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang terbaik dalam arti, maknanya untuk hutan Indonesia. Karena sudah terlalu lama internasional itu 'pandangannya liar' tentang hutan kita. Pada pertemuan FAO itu kita punya kesempatan yang baik," terang Siti dalam keterangan tertulis, Kamis (26/7/2018).
Hal itu diungkapnya pada rapat evaluasi kehadiran di COFO-24 di Jakarta (26/7/2017). Forum itu sendiri telah usai digelar pada 16-20 Juli kemarin.
Siti pun mengungkap, Indonesia bekerja sama dengan FAO dalam menyelenggarakan side event yang bertempat di Sheikh Zayed Center, FAO (17/7/2018). Side Event ini ditujukan untuk mendiseminasikan publikasi terbaru Indonesia, The State of Indonesia Forest (SOIFO) 2018.
SOIFO, kata Siti, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran internasional terhadap beragam tindakan korektif yang telah dilakukan Indonesia di sektor kehutanan. COFO-24 menghasilkan serangkaian rekomendasi kepada negara-negara anggota dan juga kepada FAO.
Siti mengatakan, secara umum Indonesia meminta FAO untuk memberikan lebih banyak perhatian untuk sektor kehutanan pada FAO Regional Conference. COFO-24 juga menghasilkan serangkaian rekomendasi untuk FAO, umumnya agar membantu negara anggota dalam melaksanakan berbagai hal.
Dalam waktu dekat, Indonesia akan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dalam pembangunan bidang kehutanan. Misalnya dengan FAO terkait ketahanan pangan akan dimulai penjajakan kerja sama dalam hal pendampingan kelompok tani hutan sosial khusus agroforestry.
Selain itu, dalam hal perlindungan hutan dan peningkatan kapasitas penanggulangan kebakaran hutan, KLHK juga memperkuat kerja sama dengan US Forest Service, di samping akan meluncurkan International Tropical Peatland Center (ITPC). ITPC ini akan menjadi pusat riset pengelolaan gambut tropis yang berkelanjutan kelas dunia bersama CIFOR. (ega/ega)