"Dari lalu lintas dihindari adanya zebra cross dan pelican cross. Kenapa? Itu kan teknis jalan utama, meminimalisir orang nyeberang (di jalan) sebenarnya. Kita tahu Jalan Sudirman-Thmarin yang cukup lebar dan padat. Otomatis, sebisa mungkin lalu lintas tidak terhambat," ucap peneliti tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Jogo, saat dihubungi detikcom, Selasa (24/7/2018) malam.
Jika ada masyarakat yang menyeberang di Bundaran HI, mereka meminta mobil yang melintas berhenti. Jika lalu lintas sedang padat, akan terjadi antrean kendaraan di belakangnya.
"Jadi pas jam kerja atau misal banyak orang menyeberang pada waktu makan siang. Sebentar-sebentar akan berhenti. Itu mengganggu arus lalu lintas," ucap Nirwono.
Namun Nirwono masih bersyukur pelican cross digunakan untuk sementara. Hal ini karena pemerintah ingin merobohkan jembatan penyeberangan orang (JPO), tapi underpass pejalan kaki di Stasiun MRT Bundaran HI belum jadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nirwono berharap stasiun MRT segera selesai. Selain itu, underpass untuk pejalan kaki tidak hanya dibangun di Bundaran HI.
"Sebenarnya, kalau untuk Jalan Sudirman-Thamrin sudah lama diusulkan jembatan penyeberangan underpass. Dulu pas zaman (Gubernur) Sutiyoso, seluruh JPO rencananya dihilangkan," kata Nirwono.
Sebelumnya, Wakil Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoko menilai pemasangan pelican cross tidak akan berdampak kemacetan. Pihaknya sudah memperhitungkan hal tersebut.
"Saya rasa tidak perlu khawatir berlebihan. Volume pejalan kaki di sana sudah kami hitung, sehingga pelican cross yang ada tidak akan menimbulkan kemacetan yang berlebih. Apalagi di ruas jalan tersebut ada pembatasan lalu lintas dengan ganjil-genap," ucap Sigit.
Anggaran Pelican Cross Bundaran HI Rp 100 Juta? Simak Videonya:
(aik/asp)