Beber Cerita Teroris, Kepala BNPT: Cuci Otak hingga Sepak Bola Kepala

Beber Cerita Teroris, Kepala BNPT: Cuci Otak hingga Sepak Bola Kepala

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Selasa, 24 Jul 2018 16:39 WIB
Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Video pengakuan pelaku teror hingga video saat para teroris mendoktrin anak-anak untuk diajak berjihad membuat seisi Gedung Giri Loka Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jatim tegang. Para dosen, mahasiswa hingga aparat kepolisian dan TNI yang hadir nampak menyimak dengan khidmat.

Video pertama menampilkan kisah pemuda yang bercerita jika ia tak takut mati karena dijanjikan akan ada tujuh bidadari yang menantinya di surga. Pernyataan ini disampaikannya dengan santai dan tanpa rasa takut sama sekali.

"Lihat kan? Dia tidak takut untuk menyampaikan ini karena sudah dicuci otaknya," ujar Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan Kuliah Umum di UPN V Jatim Surabaya, Selasa (24/7/2018).

Suhardi juga menyampaikan hal menarik lain yang ditemuinya dari para teroris atau yang sekarang sudah insaf. Salah satunya didasarkan pada kesaksian Ali Imron, adik kandung Amrozi.


Mantan teroris Bom Bali ini mengaku bisa mencuci otak seseorang dalam waktu dua jam saja. Selain itu, Ali dikenal mahir membuat bom karena pernah mengikuti latihan perang di Afghanistan.

Ragam Cerita Teroris, Dari Cuci Otak Dua Jam hingga Sepak Bola KepalaSalah satu video pengakuan teroris yang ditayangkan dalam kuliah umum. (Foto: Hilda Meilisa Rinanda)

"Ali Imron sempat berkata 'Saya lebih hebat dari Kopassus, di Afganistan saya diajari buat bom, beri waktu saya dua jam untuk mencuci otak'," tutur Suhardi menirukan perkataan Ali Imron.

Bahkan menurut Suhardi, pelatihan perang juga diperuntukkan untuk anak-anak. Suhardi mengaku mengenal salah satu anak lulusan pendidikan perang di Suriah yang kini menjadi anak asuh BNPT.


Anak itu mengaku di Suriah diajarkan bagaimana untuk membunuh sesama manusia. Bahkan mereka diajak bermain sepak bola menggunakan kepala manusia.

"Di sana main bola biasa yang jadi bola kepala manusia. Dia (anak perempuan tersebut, red) ada sama saya sekarang. Saya masukkan pesantren jadi anak asuh BNPT," ungkapnya.

Dalam latihan tersebut, anak-anak ini tentu juga dilatih untuk menembak. Setelah lulus, biasanya mereka langsung praktek untuk uji nyali membunuh orang. Suhardi pun menampilkan video yang menunjukkan anak-anak dibekali senapan panjang dan memburu para sandera yang diikat tali untuk dibunuh.

"Anak kecil sudah dilatih kekerasan, tahu apa yang dilakukan setelah latihan nembak? Uji nyali bunuh orang. Anak kecil ini dilatih membunuh sandera-sandera yang diikat," pungkasnya. (lll/lll)
Berita Terkait