Soeharto pernah berpartisipasi membawa nama Indonesia dalam ajang Far East and South Games for Disabled (Fespic) Games. Ajang tersebut merupakan pendahulu dari Asia Para Games yang menjadi ajang olahraga untuk menyandang disabilitas.
Sejak tahun 1976, Soeharto yang saat itu masih berumur 26 tahun sudah terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Fespic Games yang digelar di Jakarta.
"Di ajang itu saya mendapatkan beberapa mendali. Saya lupa dapat perak apa emas," kata Soeharto sembari menunjukan beberapa medali yang ia peroleh kepada detikcom di RSUD dr Soewandhi, Senin (23/7/2018).
Bahkan pada tahun 1977, ia dikirim ke Australia mengikuti ajang Fespic Game. Di negara Kanguru itu Soeharto berpartisipasi dalam 5 nomor lomba. Dalam ajang tersebut Soeharto mendapatkan satu medali emas dan satu medali perak.
"Saat itu, yang diperlombakan lari 100 meter, lempar lembing, lompat jauh, tolak peluru dan renang. Saya dapat emas," ujar Soeharto.
![]() |
Namun, Soeharto tidak bisa mengingat betul berapa bonus yang ia terima dari kementrian olahraga di bawah kepemimpinan Presiden RI kedua Soeharto. Ia hanya mengingat bonusnya dipotong.
"Seingat saya saat itu, emas dapat bonus Rp 120 ribu . Tapi dipotong menjadi 90 ribu. Katanya untuk pengurus Yayasan Pembina Olahraga Cacat (YPOC). Kalau gak dipotong, tidak bisa dicairkan," ujar Soeharto.
Meski pernah mengharumkan nama Indonesia, Soeharto mengaku belum mendapatkan tunjangan hari tua dari pemerintah pusat.
"Hingga saat ini saya belum mendapatkan tunjangan hari tua. Hanya waktu itu, jaman Menpora Adhiyaksa Dault saya mendapatakan rumah di Probolinggo, di tanah kelahiran saya," ungkap Soeharto.
Meski pernah membawa harum nama negara di kancah internasional di dunia olahraga, kini Soeharto hanya bisa pasrah dengan kebijakan pemerintah. "Tapi ya sudah. Namanya atlet. Saya juga sudah tua. Hidup sebatang kara bersama istri saja," tandas Soeharto.
Soeharto kini hidup serba kekurangan. Selama 3,5 tahun ia harus merawat sendiri istrinya yang sedang sakit dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Bahkan dalam empat bulan terakhir, ia harus merawat luka di punggung istrinya yang berbelatung. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini