"Aksi 188 itu titik akhir bila perusahaan aplikasi yang jadi sponsor Asian Games itu tidak mengembalikan tarif ke Rp 3.000 per km. Itu pernah berlaku 2015, padahal saat itu bensin tak bersubsidi, masih Rp 7.000-an. Sekarang bensin sudah mencapai Rp 8.000-9.000. Artinya, bensin naik tapi tarif diturunin," ujar Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono saat dihubungi, Jumat (20/7/2018).
Igun mengatakan demo yang digelar ini tidak terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada Kamis (28/7) yang menjelaskan, berdasarkan UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), sepeda motor tidak dikategorikan sebagai kendaraan bermotor umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita yakini hal ini (demo) sebagai pilihan terburuk. Ini ada darah dan keringat ojek online yang dipakai untuk sponsorship untuk Asian Games. Jadi biar dipahami sponsor ini sedang bermasalah kepada para mitranya," ujar dia.
"Kita minta negara dan pemerintah ikut turun tangan jangan sampai aksi ini jadi nyata. Di sini peran nyata pemerintah. Masak perusahaan mengembalikan tarif saja tidak ada yang bisa menekan sih?" sambung Igun.
Dia mengatakan demo tersebut rencananya digelar di Jakarta dan Palembang. Igun mengatakan estimasi massa yang akan berdemo bisa mencapai 2 juta orang karena persoalan tarif minimal ini sudah jadi isu driver ojol nasional.
"Kalau untuk di Jakarta, untuk di GBK, estimasi bisa 50.000. Tapi kalau serentak di seluruh Indonesia bisa mencapai 2 jutaan. Karena ini sudah masif, sudah nasional. Semua ingin tarif dikembalikan seperti semula," ungkapnya. (jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini