Harlis, begitu sapaan akrabnya, terpilih menjadi Sekda Kota Mojokerto setelah menumbangkan 2 pesaingnya. Yakni Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Agung Moeljono dan Kepala Dinas Kesehatan Christina Indah Wahyu.
Wanita berkacamata itu hari ini dilantik Wakil Wali Kota Mojokerto Suyitno. Dengan begitu, Harlis menjadi sekda definitif yang selama beberapa bulan terakhir dipegang oleh Plt Sekda Gentur Prihantono.
"Semua program yang belum jalan, dengan Sekda baru harus segera jalan. Proyek-proyek yang belum selesai harus diselesaikan. Termasuk penataan personel yang kosong harus diisi, Baperjakatnya kan Sekda," kata Suyitno usai pelantikan Sekda di Pemkot Mojokerto, Kamis (19/7/2018).
Namun, Harlis disebut-sebut bakal tak nyaman duduk di kursi sekda. Pasalnya, wanita berhijab ini berada di kelompok politik yang berseberangan dengan wali kota terpilih Ika Puspitasari.
Sudah menjadi rahasia umum saat gelaran Pilwali 2018 yang lalu, Harlis berdiri di kubu Wali Kota Mas'ud Yunus yang merupakan kader PDIP. Kini Mas'ud harus mendekam di tahanan KPK akibat terlibat kasus gratifikasi terhadap mantan tiga pimpinan DPRD setempat.
Saat Pilwali, PDIP mengusung pasangan Akmal Boedianto-Rambo Garudo. Sementara Ika Puspitasari yang berpasangan dengan Achmad Rizal Zakaria diusung Partai Golkar dan Gerindra. Pasangan ini dinyatakan menang dalam penghitungan yang dilakukan KPU setempat.
Wali Kota baru dari kelompok bersebarangan inilah yang mengancam kursi sekda yang baru saja diduduki Harlis. Tak menutup kemungkinan dia akan diganti setelah wali kota terpilih dilantik Desember 2018 nanti.
Seperti yang dialami Budwi Sunu tahun 2014 silam. Dia sempat dilantik sebagai Sekda Kota Mojokerto pada Agustus 2013. Namun, jabatan itu hanya bertahan sekitar 9 bulan.
Pada Mei 2014, jabatannya digantikan Mas Agoes Nirbito, mantan Kepala Bakorwil Bojonegoro. Penyebabnya disebut-sebut akibat posisi politik Budwi Sunu yang kala itu berseberangan dengan wali kota terpilih Mas'ud Yunus.
Disinggung terkait ancaman tersebut, Harlis mengaku tak mau ambil pusing. Dia akan berusaha menyesuaikan diri dengan kebijakan Wali Kota baru.
"Apa katanya nanti lah. Tugasnya sekda membantu wali kota, nanti wali kota terpilih bagaimana ya kita ikuti kebijakan beliau," terangnya.
Harlis berharap setelah wali kota terpilih dilantik, jabatan sekda yang dia pegang tetap bertahan. "Semoga nanti tak ada permasalahan dengan wali kota yang baru," cetusnya.
Usai dilantik, Harlis mengaku siap menjalankan tugas yang diberikan Wakil Wali Kota Mojokerto. "Kami harus siap apapun tugasnya. Pertama kami konsolidasikan OPD. Pemda harus kondusif, yang sudah bagus harus saya lanjutkan," tandasnya. (fat/fat)