"Ini terpaksa kita tutup kelas satunya seiring tidak mendapat murid baru. Saya sendiri juga heran soalnya saya juga belum lama disini," terang Kepala Sekolah SDN 2 Desa Kinandang Samirin kepada detikcom di kantornya, Selasa (17/7/2018).
Selain itu, kondisi kelas dua pun sangat memprihatinkan karena hanya memiliki satu siswi.
"Kelas dua pun hanya punya satu siswi disini, untuk kelas tiga dan kelas enam masing-masing lima murid, kelas lima ada 7 murid dan paling banyak kelas empat ada sepuluh murid," lanjutnya.
Dikatakan Samirin, fenomena kekurangan murid ini dialami SDN 2 Desa Kinandang sejak lima tahun terakhir. Pria ini juga mengaku ketika baru bertugas di SDN 2 Desa Kinandang di tahun 2016, jumlah muridnya sudah minim.
"Saya baru mulai 2016 jadi kepala sekolah disini kondisinya sudah seperti ini," tuturnya.
![]() |
Samirin menduga adanya persaingan yang tidak sehat dalam perekrutan siswa baru antara sekolah satu dengan lainnya di Magetan. Secara kebetulan, lokasi sekolah yang dipimpin Samirini ini bersebelahan dengan dua SDN lainnya, yaitu SDN 1 dan SDN 3 Desa Kinandang. Kedua SDN tetangga itu memiliki murid lebih banyak.
"Dulu sebenarnya sudah ada kesepakatan antara kedua sekolah dengan pihak sekolah TK agar jumlah murid dibagi rata untuk tiga sekolah. Namun ndak tahu kenapa wali murid tidak ada yang mau anaknya masuk sekolah SDN 2," tambahnya.
Dari data yang dihimpun detikcom, kedua SDN tersebut dilaporkan memiliki murid baru. Untuk SDN 3 Desa Kinandang ada 14 murid sedangkan di SDN 1 Desa Kinandang ada 10 murid baru.
Hingga hari kedua tahun ajaran baru, belum tampak aktivitas belajar-mengajar di SDN 2 Desan Kinandang. Guru dan murid masih menggelar kerja bakti untuk membersihkan ruang kelas.
Nampak seorang guru memberikan pengarahan kepada siswa kelas dua untuk ikut kerja bakti, meski tidak memiliki teman di kelas.
"Gimana tetap semangat bersekolah disini?" tanya sang guru yang bernama Suyitno kepada murid perempuan tersebut. (lll/lll)