Dengan pemerataan pendidikan, menurut Muhadjir tidak ada lagi sekolah dengan status favorit dan tidak favorit.
Namun Mantan Mendikbud 2009-2014, M Nuh, tidak sependapat dengan tujuan itu. Nuh yang ditemui wartawan saat berkunjung ke Sukoharjo, Jumat (13/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Favorit itu keniscayaan. Ini muncul karena perbedaan kualitas. Kalau favorit saat ini dihilangkan, nanti pasti akan muncul lagi favorit baru," kata Nuh.
Sistem zonasi, menurutnya, menggeser aspek-aspek yang berada di samping pendidikan. Selain masalah wilayah, tentu masyarakat memilih sekolah berdasarkan aspek lain, seperti kualitas guru, fasilitas dan historis.
"Sebelumnya kan bebas orang milih sendiri, lalu digeser menjadi aspek kewilayahan. Pasti butuh waktu untuk penyesuaian," ujar dia.
Dia juga menegaskan bahwa kualitas siswa dengan kualitas sekolah saling berhubungan. Kualitas siswa kemungkinan menjadi bagus ketika bersekolah dengan kualitas bagus. Demikian sebaliknya, anak-anak berprestasilah yang membuat sekolah berstatus favorit.
"Kita semua tahu, anak kualitas bagus pengen dapat sekolah kualitas bagus, wajar aja. Begitu kena zonasi yang semula dia bisa masuk kualitas top ten, sudah enggak bisa," tutupnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini