"Tumpukan sampahnya cukup tinggi, tanahnya labil dan sampah di atas rawan longsor kembali," ungkap Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri pada detikcom, Jumat (13/7/2018).
Hingga kini, ratusan personel gabungan dari kepolisian, TNI, relawan, dinas terkait serta Basarnas turun melakukan pencarian sampai 3 hari ini. Puluhan petugas kebersihan ikut dilibatkan menyisir lokasi diduga menjadi titik terakhir keberadaan korban.
Baca juga: Pemulungku Sayang, Pemulungku Malang |
Garis polisi dipasang untuk memudahkan petugas gabungan menyisir tumpukan sampah. Hasil sementara, petugas menemukan sebuah keranjang sampah yang diduga milik korban. Di sekitarnya, berserakan batang bambu yang membuat petugas harus memotongnya terlebih dulu.
"Keranjang sampah itu, diduga milik korban," ungkap salah satu petugas terlibat dalam pencarian.
Gunungan sampah berada di atas lokasi pencarian, sangat membahayakan tim gabungan. Tanah labil dan mudah longsor membuat para petugas ekstra hati-hati.
"Saat pencarian kemarin, tanah di atasnya mau longsor lagi. Tanahnya labil, yang terbentuk dari tumpukan sampah," beber Asfuri.
Pencarian hari ketiga ini, jumlah personel ditambah, begitu juga peralatan untuk menyisir tumpukan sampah. Alat berat yang disiapkan belum juga digunakan, karena tanah dianggap masih labil.
Ratusan pemulung mengais sampah di TPA Supiturang, salah satunya adalah Agus Sujarno (45), asal Dampit, Kabupaten Malang. Sebelum kejadian, Agus diketahui berada di zona terlarang, yakni gunungan sampah dengan tingkat kemiringan tinggi.
TPA Supiturang merupakan tempat pembuangan akhir yang dimiliki Pemkot Malang. 150 Truk datang tiap hari mengirim sampah dari penjuru Kota Malang. TPA Supiturang pun dinyatakan overload, hingga Pemkot harus merencanakan membuka lahan baru. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini