"Siapa pun kan, kalau kita perhatikan strategi Demokrat kemarin, Jokowi-AHY, sempat ada isu Prabowo-AHY, lalu JK-AHY, sekarang Anies-AHY, itu hak Demokrat, itu strategi Demokrat untuk mengerek elektabilitas dan nilai tawar AHY dengan cara siapa pun capresnya, wapresnya AHY," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menebak manuver Demokrat, Kamis (5/7/2018).
Beberapa opsi yang melibatkan AHY sebagai cawapres dilahirkan Demokrat. Mulai dari Joko Widodo-AHY, Prabowo Subianto-AHY, Jusuf Kalla-AHY, Anies Baswedan-AHY, hingga Gatot Nurmantyo-AHY jadi strategi Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, bagaimana respons dari duet-duet yang menempatkan AHY jadi cawapres 2019 itu? Untuk JK-AHY, opsi itu resmi tumbang sebelum perang.
"Dia sudah tolak, dia nggak mau, sudah kasih tahu ke Demokrat dia tidak bisa lagi," kata Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi.
Wacana duet Anies-AHY telah mendapat respons dari Gubernur DKI Jakarta itu sendiri. Anies mengaku kaget. Dia memilih tak banyak berkomentar sembari memantau dinamika politik yang ada.
Baca juga: Sandiaga: Demokrat Sodorkan AHY |
Prabowo Subianto pun telah menanggapi opsi berduet dengan AHY di Pilpres 2019. Prabowo hanya menyebut AHY masuk pertimbangannya.
"Kenapa saya mengatakan kita pun melirik Saudara AHY, masalahnya adalah bahwa bagian dari pemilih yang usia di bawah 45 tahun besar sekali. Jadi, kalau antara pemilih dan calon di atas itu hubungan emosionalnya terlalu jauh, ini tidak baik juga. Makanya, saya ingin mencari seperti Pak Anies juga di bawah saya cukup jauh usianya," tutur Prabowo, Jumat (6/7). (gbr/rna)