Salah satunya Supriyadi. Terlebih lagi sistem ganjil-genap itu rencananya akan berlaku selama 15 jam.
"Kalau sampai 15 jam, repot itu. Repot. Saya setiap hari lewat sini dan mobil satu," kata Supriyadi saat ditemui di Jalan Di Panjaitan, Jakarta Timur, Kamis (28/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Kampung Rambutan itu setiap hari melintasi Jalan DI Panjaitan. Menurutnya, bila diberlakukan sistem ganjil-genap, ia akan kerepotan saat beraktivitas.
"Saya kan tujuan sini terus. Kalau muter, macet. Ya kalau ada (jalur alternatif) yang kiranya membantu, ya nggak jadi masalah," ucapnya.
Maman, seorang sopir angkutan barang, mengungkapkan hal senada dengan Supriyadi. Menurutnya, penerapan ganjil-genap di Jl DI Panjaitan akan merepotkannya saat mengantar barang pesanan.
"Kalau (ganjil-genap diterapkan) di sini, saya nggak setuju. Kan saya angkutan barang, yang jalannya nggak tentu. Masak harus ganti pelat. Kalau kita dari Jl Otista mau ke Cipinang Indah kan harus muter kemari," jelas Maman.
Maman mengaku akan berhenti mengantar barang untuk sementara bila rencana itu benar diberlakukan. "Kalau sampai 15 jam, ya angkutan begini ya mogok dulu paling. Soalnya, jalan alternatifnya sini-sini saja," tambahnya.
Sementara itu, pengendara mobil lain, Yatno, mengatakan tidak berkeberatan atas rencana tersebut. Dia pun menyerahkan semua keputusan ke pemerintah.
"Saya sih setuju-setuju saja. Saya ngikut saja nantinya gimana, nggak ada masalah," ujar Yatno.
Sebelumnya, Pemprov DKI bekerja sama dengan Polda Metro dan BPTJ akan memperluas pembatasan kendaraan bermotor dengan sistem ganjil-genap selama Asian Games 2018. Area pembatasan begitu meluas dan uji coba diberlakukan mulai Senin, 2 Juli pekan depan.
Dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kadishub DKI Andi Yansyah mengatakan perluasan zona ganjil-genap ini untuk pemenuhan target waktu tempuh atlet dari wisma atlet ke venue yang dipersyaratkan. (ibh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini