"Masak sih pencitraan dalam bentuk kayak gitu?" ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).
Hidayat memang tak menampik bahwa pencitraan ialah suatu hal yang wajar dilakukan. Namun, dia yakin Prabowo punya tujuan mulia soal gerakan penggalangan dananya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fahri Hamzah: Prabowo Bingung Tak Punya Uang |
Menurut Hidayat, rangkaian pilpres memang memerlukan biaya besar. Melalui gerakan seperti @GALANGPERJUANGAN, masyarakat dan kandidat yang didukungnya disebut akan memiliki hubungan kuat.
"Menurut saya, sekalipun pencitraan adalah bagian yang dilakukan oleh siapa saja, hendaknya apa yang kita lakukan tidak sekadar pencitraan, tapi betul-betul. Karena kan memang pemilu, apakah namanya pilpres atau pileg memerlukan kebersamaan," ujar Wakil Ketua MPR itu.
"Kebersamaan yang benar akan menimbulkan rasa memiliki, rasa berjuang secara bersama-sama," imbuh Hidayat.
Dia kemudian menyinggung soal gerakan serupa yang pernah dilakukan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat masa kampanye Pilpres 2014. Hidayat juga mencontohkan penggalangan dana publik yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Karena itu, Hidayat pun heran mengapa gerakan milik Prabowo saat ini banyak dikritik. Padahal aturan soal penggalangan dana itu sudah ada ketentuannya lewat undang-undang.
"Kan Pak Jokowi dulu juga melalui para kadernya mengumpulkan dana di lapangan. PSI juga mengumpulkan di mana-mana, kok mereka tidak dipermasalahkan? Kenapa kalau Pak Prabowo jadi dipermasalahkan," sebutnya.
"Menurut saya sih yang penting keterbukaan dana itu dari mana didapatnya dan dipergunakan untuk apa. Undang-undang juga mengatur dananya diperbolehkan sampai berapa, perusahaan sampai berapa itu semua ada aturannya," sambung Hidayat.
Sebelumnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto meluncurkan aplikasi gerakan donasi @GALANGPERJUANGAN untuk perjuangan politik. Prabowo mengumumkan peluncuran gerakan tersebut melalui akun Facebook-nya.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui gerakan itu dilatarbelakangi keterbatasan dana yang dimiliki partainya untuk menghadapi Pilpres 2019. Muzani mengatakan sumber dana yang terbatas tersebut tidak diimbangi dengan biaya politik yang harus ditanggung partainya. Jadi pihaknya harus melakukan cara-cara seperti penggalangan dana.
"Jujur saja bahwa perjuangan yang besar, perjuangan yang berat, memerlukan dana perjuangan yang besar. Dan kemampuan kami untuk membiayai perjuangan ini terbatas. Sumber dana kami juga terbatas," ucap Muzani.
"Ya, kami menyampaikan ini sebagai sebuah keadaan yang sebenarnya ya kami jujur saja kita memiliki cita-cita yang tulus, kita memiliki semangat, kita memiliki pembiayaan politik yang besar yang harus bisa digotong bersama-sama," sambungnya.
Hanya, pernyataan Muzani bertolak belakang dengan apa yang disampaikan anggota Badan Komunikasi Gerindra Andre Rosiade. Dia membantah penggalangan dana tersebut lantaran Prabowo dan pihaknya kehabisan logistik.
Menurut Andre, @GALANGPERJUANGAN merupakan cara partainya memfasilitasi tokoh-tokoh yang punya kapasitas, kapabilitas, dan rekam jejak yang baik untuk bisa maju dalam pentas pemilihan, baik pilkada maupun pileg.
Gerakan galang dana Prabowo dapat kritik dari partai-partai pendukung Presiden Joko Widodo. Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir menyebut Prabowo sedang pura-pura tak punya uang alias bokek.
"Untuk Pilpres 2019, dia pura-pura bokek agar para tauke mau balik lagi membiayai logistiknya," kata Inas kepada detikcom. (tsa/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini