Para mahasiswa akan ditempatkan di kawasan perbatasan maupun kawasan transmigrasi, serta di daerah-daerah lainnya.
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari UGM karena salah satu dari kendala pembangunan desa adalah masalah pendidikan, masalah ketersediaan SDM. Sehingga dengan adanya KKN ini mahasiswa bisa membantu melakukan pendampingan kepada masyarakat desa," kata Eko dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun berharap para mahasiswa yang menjalani KKN dapat melihat peluang serta potensi yang ada di desa. Hal ini bertujuan agar setelah menyelesaikan studinya di UGM, mereka bisa menjadi pengusaha sehingga dapat membantu masyarakat dalam memberikan lapangan pekerjaan di desa.
"Saya berharap para mahasiswa bisa melihat peluang usaha yang ada di desa-desa. Karena peluang usahanya di desa itu sangat besar. Misalnya usaha pasca-panen, pengelolaan desa wisata, pengelolaan distribusi yang berbasis e-commerce dan lainnya. Jadi, saya berharap mahasiswa begitu lulus nanti bisa terjun ke masyarakat dan menjadi tenaga siap pakai yang suatu saat nanti juga bisa menjadi pengusaha yang bisa membantu masyarakat desa dalam memberikan lapangan pekerjaan," jelasnya.
Sementara itu, Rektor UGM, Panut Mulyono melaporkan bahwa para mahasiswa akan disebar di sejumlah desa di 34 provinsi. Dalam KKN ini, ia pun meminta kepada mahasiswa agar selalu menjaga nama baik almamater UGM dengan dedikasi dan prestasi yang tinggi.
"Selama di lokasi KKN, saya minta untuk membantu dalam membimbing masyarakat dengan kegiatan-kegiatan positif dan produktif yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Saya berharap program-program yang telah direncanakan dapat berjalan lancar dan membawa manfaat bagi masyarakat desa," tegas Panut.
(mul/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini