Kehadiran Emil dan Arumi Bachsin di perayaan Lebaran Ketupat atau lebih lazim disebut Kupatan di Kecamatan Durenan, Trenggalek, Jumat (22/6/2018) pun semakin memeriahkan suasana.
Bahkan Arumi ikut dalam kirab gunungan ketupat yang diarak keliling kampung. Setelah diarak keliling kampung, gunungan ketupat ini diperebutkan masyarakat di depan Masjid Bhabul Ulum Durenan.
Warga pun sempat mengutarakan kerinduan mereka kepada Emil. "Lama tidak berjumpa tentunya kami sangat merindukan sosok beliau di Trenggalek. Kita lihat tadi antusias warga Durenan sangat luar biasa menyambut kedatangan Mas Emil, saya sampai menitikkan air mata," tutur Siti Nihayah, salah satu warga.
![]() |
Tak hanya itu, Siti juga memperlihatkan dukungannya kepada sang bupati agar bisa duduk sebagai Wagub Jatim periode 2018-2022 mendampingi Khofifah Indar Parawansa.
"Saya menganggap beliau seorang pemimpin yang pintar. Selain itu mau terjun langsung ke masyarakat. Sudah berkali-kali Mas Emil melakukan ini," ungkapnya.
Tradisi kupatan di Trenggalek berawal dari kebiasaan ulama besar di Trenggalek, Mbah Mesir, pada sekitar abad 19. Dalam filosofi Jawa, ketupat merupakan kependekan dari 'ngaku lepat' dan 'laku papat'.
'Ngaku lepat' artinya mengakui kesalahan dan 'laku papat' artinya melaksanakan empat hal yakni lebaran, luberan, leburan dan laburan. (lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini