Wali Kota Yogya Akui Ada Oknum yang Naikkan Tarif Parkir

Wali Kota Yogya Akui Ada Oknum yang Naikkan Tarif Parkir

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 20 Jun 2018 17:59 WIB
Foto: Edzan Raharjo/detikcom
Yogyakarta - Praktek parkir nuthuk atau memasang tarif parkir melebihi ketentuan yang berlaku kerap terjadi di Kota Yogyakarta. Hampir setiap musim liburan praktek parkir nuthuk terjadi.

Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengakui adanya masalah tersebut. Namun dia menyebut praktek parkir nuthuk hanyalah ulah oknum yang semakin merusak citra Kota Yogyakarta.

"Itu perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab," kata Haryadi saat dihubungi detikcom, Rabu (20/6/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah pasti itu (parkir nuthuk) merusak citra, tapi itu (perbuatan) oknum," lanjut politisi Partai Golkar tersebut.

Menyadari parkir nuthuk adalah fenomena tahunan, Pemkot Yogyakarta tidak henti-hentinya melakukan operasi. Hasilnya belasan juru parkir liar dan beberapa juru parkir resmi ditindak oleh Dishub dan Satpol PP.

"Kami tindak kalau ada yang parkir melebihi ketentuan tarif yang ditentukan. Kalau tiap tahun ada (parkir nuthuk) ya setiap tahun juga kita tindak, kita operasi juga. Cuma kadang-kadang di sini, kadang-kadang di sana," ucapnya.

Haryadi menegaskan para pelaku parkir nuthuk akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Sementara juru parkir resmi yang tertangkap basah nuthuk akan dicabut izin operasionalnya.

"Ya dari dulu kita tidak pengen terjadi lagi, dari dulu. Kalau terjadi (parkir nuthuk) ya operasi, ditindak, diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku," tandasnya.

Sebelumnya, Dishub Kota Yogyakarta menindak 19 juru parkir nuthuk. Mereka beroperasi di tepi jalan umum di luar tempat parkir khusus, belasan juru parkir tersebut kedapatan menaikkan tarif parkir berkali-kali lipat.

Rata-rata mereka mematok tarif parkir sepeda motor Rp 5 ribu dari ketentuan perda Rp 1 ribu, mobil Rp 15-20 ribu dari ketentuan perda Rp 2 ribu, dan bus Rp 60 ribu dari ketentuan Perda sebesar Rp 15-20 ribu.

Haryadi Suyuti juga meminta maaf atas ketidaknyamanan adanya praktek parkir nuthuk atau menaikkan tarif tidak sesuai ketentuan perda. Pihaknya berjanji akan melakukan evaluasi dan menindak tegas para pelaku parkir nuthuk.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanan para wisatawan di Yogyakarta, yang karena keterbatasan lahan parkir sehingga mengakibatkan beberapa titik itu terjadi kondisi yang tidak diinginkan," kata Haryadi.

Ia menyadari bahwa parkir nuthuk bisa merusak citra Kota Yogyakarta. Terlebih selama ini Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata dan kota budaya yang banyak dikunjungi wisatawan. (bgs/bgs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads