Khofifah Ingin Perbankan Penyalur KUR Hadir di Pasar Tradisional

Pilgub Jatim 2018

Khofifah Ingin Perbankan Penyalur KUR Hadir di Pasar Tradisional

Yakub Mulyono - detikNews
Kamis, 07 Jun 2018 14:24 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa ingin perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) membuka kantor di tengah pasar tradisional. Keberadaan perbankan penyalur KUR di tengah pasar tradisional akan mempermudah pedagang untuk memanfaatkan fasilitas kredit berbunga rendah dari pemerintah tersebut.

"Saya ini tinggal (kabupaten) Pacitan saja yang belum saya datangi (Pasar tradisionalnya). Dan setiap pasar tradisional yang saya datangi, saya belum mendapati bank penyalur KUR yang hadir di tengah pasar," kata Khofifah usai bertemu dengan pedagang Pasar Tanjung, Jember, Kamis (7/6/2018).

Menurut Khofifah, KUR yang menerapkan bunga 7 persen per tahun, sangat membantu pedagang untuk mengembangkan modal usaha. Oleh karena itu, dengan hadirnya perbankan penyalur KUR di tengah pasar, dapat mempermudah pedagang mendapat akses kredit.

"Dan itu akan menjadi penguatan ketahanan ekonomi mereka, kalau mereka bisa mendapat support Kredit Usaha Rakyat yang berbasis pasar, karena mudah diakses," terang Khofifah.

"Kalau pedagang itu mendapat cash money atau pinjaman yang bunganya murah, pasti juga akan memberikan impact (dampak) pada proses penjualan yang juga murah. Jadi ini sebuah siklus yang saling berkaitan," sambung Khofifah.

Dan yang tak kalah penting, tambah Khofifah, adalah penataan pasar. Sebab kondisi pasar yang nyaman akan menarik pembeli untuk berbelanja di pasar tradisional.

"Utamanya soal banjir. Kebanyakan pasar tradisional kalau hujan rawan banjir. Dan itu merupakan persoalan hampir di semua pasar tradisional di Jawa Timur," kata Khofifah.

Padahal, menurut mantan menteri sosial ini, berbelanja di pasar tradisional sebenarnya lebih menyenangkan karena di sana ada proses tawar menawar.

"Pasar tradisional punya keunggulan yang tidak dimiliki pasar modern, yakni interaksi sosial melalui proses tawar menawar atau bargaining. Lewat bargaining inilah ada komunikasi yang mengasyikkan dibanding kita berbelanja di pasar modern yang harganya sudah tak bisa ditawar lagi," pungkas Khofifah. (fat/fat)
Berita Terkait