Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Agoes Edy Poetranto saat dikonfirmasi tak membantah pernyataan Gubernur Anies soal tong sampah asal Jerman itu. Tapi Agoes menolak disebut tong sampah.
"Yang benar itu, mini kontainer. Memang asal Jerman, itu ada e-katalog, dan benar sama dengan yang di DLH DKI Jakarta," terang Agoes ditemui di kantornya Jalan Majapahit, Kamis (7/6/2018).
Mengapa dinamakan mini kontainer? Menurut Agus karena bentuknya lebih besar dari pada tong sampah dan memiliki kapasitas hingga 660 liter. Tong sampah buatan Jerman itu, dibeli menyusul hadirnya truk compactor yang telah dibeli pada tahun anggaran 2017 lalu.
"Itu sebenarnya satu paket, tahun lalu kami membeli truknya satu unit. Tahun ini pengadaan mini kontainernya, dari usulan hanya disetujui 20 unit saja," beber Agoes.
Menurut Agoes, tong sampah itu memang didesain khusus agar mudah memindahkan sampah ke truk compactor. Tapi, karena impor, tentu harganya berbeda.
"Jadi lebih enak pakai mini kontainer itu, karena menyesuaikan dengan truk pengangkut sampahnya. Bukan karena alasan lain," ujarnya.
Pengadaan tong sampah Jerman sebanyak 20 unit di DLH Kota Malang tengah berjalan. Karena itu, tong sampah tersebut belum bisa ditemukan di Kota Malang.
"Usulan kami sebenarnya dua kali lipat dari yang disetujui saat pembahasan anggaran. Karena nanti di PAK, kami berencana membeli kembali truk compactor sebanyak satu unit," tandas Agoes. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini