Partai Berkarya Serang PSI soal Video Era Soeharto

Partai Berkarya Serang PSI soal Video Era Soeharto

Isal Mawardi - detikNews
Sabtu, 02 Jun 2018 19:26 WIB
Priyo Budi Santoso (Marlinda/detikcom)
Jakarta - Partai Berkarya mengkritik PSI terkait video tentang Presiden ke-2 RI Soeharto. Video itu menunjukkan dugaan pelanggaran HAM oleh rezim Soeharto.

"Saya telah melihat video tersebut, saya terperanjat dalam situasi seperti ini, ada sekelompok orang yang secara terbuka bangga dengan simbol partainya, melakukan kampanye hitam, tendensius. Menghancurkan dan merusak nama baik Pak Harto, keluarga, termasuk diri pribadi ketua umum kami, yaitu Tommy Soeharto, dengan cara-cara yang tidak baik, provokatif, sombong," ujar Sekjen Berkarya Priyo Santoso di Ballroom Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta, Sabtu (2/6/2018).


Menurut Priyo, video PSI kelewat batas. Priyo meminta PSI bersaing secara sehat. Priyo juga menyinggung nama keluarga Presiden Joko Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah tentu ini adalah cara yang melewati batas. Silakan saja, partainya ini ingin mengunggul-unggulkan keluarga Pak Jokowi, tapi dengan membandingkan dengan cara yang tidak elok dan tidak beradab, sudah tentu akan timbul pertanyaan kita. Hak kami untuk membela dan melawan balik," ucap Priyo.

"Saya tidak tahu kalau video ini nanti didengar masyarakat luas, biarkan masyarakat menilai sendiri," sebut dia.


Priyo meminta PSI menghormati Berkarya. Sesama partai baru, Priyo meminta PSI tak main hina, apalagi terhadap Soeharto, yang notabene Presiden ke-2 RI.

"Jadi kami bertanya, apakah ini yang memang direstui oleh keluarga Pak Jokowi, menghina keluarga presiden lain dengan cara yang sangat sombong, dan merusak, dan mengunggulkan keluarganya. Kalau kami diserang seperti ini, ya hak kami membela diri," ucapnya.

Dimintai konfirmasi, Ketua DPP Tsamara Amani membenarkan soal video itu. Video itu memang memuat soal praktik dugaan pelanggaran HAM era Soeharto.


Meski demikian, Tsamara menolak andai PSI dituntut minta maaf terkait video itu. Tsamara memberikan keterangan Ketua Tim Komunikasi PSI Andy Budiman.

"Kami tidak merasa perlu meminta maaf dan menarik video tersebut," kata Andy Budiman dalam keterangannya.

"Isi video tersebut sepenuhnya mengandung kebenaran tentang praktik-praktik pelanggaran HAM di era Orde Baru dan kami membuatnya agar rakyat Indonesia sadar akan masa lalu yang kelam yang tak boleh kita ulang kembali," ucapnya. (gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads