Demokrat: Belum Ada Komunikasi antara SBY dan Prabowo

Demokrat: Belum Ada Komunikasi antara SBY dan Prabowo

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 30 Mei 2018 23:36 WIB
Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah selesai menggelar pertemuan di Puri Cikeas, Bogor, Kamis (27/7/2017). (Muhammad Ridho/detikcom)
Jakarta - Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan belum ada komunikasi antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Pilpres 2019. Komunikasi Demokrat dengan Gerindra hanya berada di level bawah.

"Komunikasi dengan Gerindra sesungguhnya juga sangat intensif di bawahnya. Tapi antara SBY dan Prabowo belum. Tapi di level kami, kami bicara," kata Hinca di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).

Hinca juga menuturkan hingga saat ini belum ada pertemuan di antara keduanya. Kalaupun keduanya bertemu, harus ada tujuan jelas dari pertemuan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada agenda apa yang harus dilakukan, bukan hanya ketemu salam-salaman. Karena itu, kalau ada pertemuan SBY dan Prabowo, harus jelas dulu menunya," ujarnya.


Hinca mengatakan partainya memiliki daya tawar yang tinggi. Untuk itu, pembicaraan yang mengarah pada koalisi dengan kubu mana pun harus mengakomodasi pembicaraan mengenai visi-misi dan pengalaman Demokrat sebagai partai yang mengantarkan ketua umumnya menjadi presiden.

"Jadi Demokrat itu nggak sekadar siapa orangnya, tapi juga pengalaman kami dan program kami itu jika itu diterima jadi satu visi kita," katanya.

Hinca lalu mengibaratkan partainya seperti gadis cantik. Partai Demokrat disebutnya akan menjadi rebutan kubu Joko Widodo (Jokowi) dan kubu Prabowo untuk berkoalisi.

"Kalau ada dua pangeran, satu namanya Prabowo, satu namanya Jokowi, dia mencari pasangan. Nah, Demokrat menjadi gadis cantik. Bisa ke sana, bisa ke sini," ujarnya.


Hinca menjelaskan banyak keuntungan jika berkoalisi dengan Demokrat. Hinca yakin keuntungan-keuntungan yang diberikan Demokrat memberikan kans besar untuk menang dalam Pilpres 2019.

"Kalau dari Demokrat dapatnya tiga sekaligus. AHY, untuk mengisi kaum milenial dan anak muda. Survei sudah membuktikan. Suara kami 10,1 persen. Nah, yang ketiga kami punya SBY, yang 10 tahun memimpin negeri ini. Jadi kalau dapat ini, dapat 3 in 1 dia," tuturnya.

Namun Hinca enggan mengungkapkan siapa di antara kedua kubu tersebut yang lebih menarik hati partainya. Keduanya, menurut Hinca, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

"Kalau dilihat dari pengalaman kan memang Pak Prabowo belum pernah memimpin. Pak Jokowi minimal lima tahun terakhir. Kalau kita amati, dengan Pak Jokowi ini kritik kita yang terkuat adalah terlalu happy infrastruktur, mengabaikan infrastruktur yang tadi ini. Jika infrastruktur dan ini digabungkan lebih baik," tutur Hinca.

"Maka perhatian ke masyarakat itu lebih bagus sehingga pengalaman waktu lalu digabungkan itu bisa saja ketemu. Sebaliknya, kalau kita membaca visi-misinya Pak Prabowo dan dikawinkan dengan Pak SBY tadi, menarik untuk dipadukan," lanjutnya. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads