Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten dan Kota Blitar Suhartono menyatakan, hasil konfirmasi terkait motif siswi gantung diri, bukan semata masalah zonasi.
"Saya malam itu langsung konfirmasi ke berbagai pihak. Kebetulan ada teman yang kenal dekat dengan siswi ini. Juga ada yang kenal dekat dengan keluarga. Intinya, motifnya bertindak nekat itu bukan semata-mata terkait zonasi," kata Suhartono dihubungi, Rabu (30/5/2018).
Apalagi jika dilihat dari hasil nilai UN-nya tinggi, lanjut Suhartono, masih ada kemungkinan yang bersangkutan diterima di SMAN 1 Kota Blitar.
"Dalam sistem zonasi itu ada quota 10 persen bagi siswa di luar zonasi. Dengan catatan nilainya harus tinggi. Sementara informasi yang saya dapat, nilai anak ini tinggi," imbuhnya.
Informasi yang dihimpun detikcom, nilai ujian EP bagus. Dia menduduki peringkat ke 30 di sekolah dengan nilai ujian nasional 359,0. Nilai rata-rata ujian nasional EP sekitar 89.
Sementara quota 10 persen bagi siswa di luar zona, lanjut Suhartono, masih dibagi dua. Yakni siswa dari luar zona masuk ke dalam zona dan siswa di luar zona yang masuk keluar zona.
"Misalnya siswa Srengat Kabupaten Blitar. Dia punya dua pilihan. Pilihan pertama bisa masuk wilayah Kota Blitar, pilihan kedua bisa masuk wilayah Kabupaten Blitar. Atau pilihan satu dan dua sama-sama di Kabupaten Blitar," terangnya.
Suhartono berharap, kasus yang terjadi di EP bisa menjadi pelajaran bersama utamanya orang tua. Jika ingin mengetahui lebih jelas terkait sistem zonasi, setiap lembaga pendidikan telah menyiapkan operator untuk melakukan simulasi pendaftaran online.
"Kami ikut berduka yang mendalam. Semoga dikemudian hari tidak ada lagi kasus serupa," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini