Hal ini diceritakan Wakil Ketua MA Sunarto. Kala itu, ia kebetulan memergoki Artidjo sedang makan soto seorang diri di Jalan Juanda, Jakarta. Sunarto memilih makan di meja lain tanpa menegur Artidjo. Tiba-tiba di tengah makan, Artidjo menepuk pundak Sunarto dari belakang.
"Makan soto sendirian, kenapa tidak ngajak-ngajak?" tanya Artidjo mengagetkan Sunarto.
Hal itu dituangkan dalam buku 'Artidjo Alkostar: Titian Keikhlasan, Berkhidmat untuk Keadilan' yang diterbitkan Mahkamah Agung (MA), sebagaimana dikutip detikcom, Minggu (27/5/2018). Buku itu berisi ratusan testimoni kolega Artidjo, dari Ketua MA hingga keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar jawaban itu, Artidjo lalu tertawa terpingkal-pingkal. Entah apa yang ditertawakan Artidjo.
"Saat itulah saya pertama kali melihat Beliau tertawa terpingkal-pingkal," kata Sunarto di halaman 131.
Hakim agung lainnya, Dudu Duswara juga menceritakan saat Artidjo diundang jadi pembicara di kampus Langlangbuana, Bandung. Artidjo menolak menerima fasilitas hotel menginap di Bandung dan memilih berangkat pagi-pagi dari Jakarta. Seusai jadi pembicara, Artidjo menolak menerima honoriarium dari panitia.
"Kenapa Pak tidak diterima? Ini kan bukan uang dari APBN/APBD," bisik Dudu membujuk Artidjo.
Tapi Artidjo tetap menolak dengan halus. Meski yang menyodorkan amplop honor itu adalah koleganya sendiri.
Kesederhanaan Artidjo juga diceritakan Ketua MA 2009-2012 Harifin Tumpa. Ia menjadi saksi mata Artidjo makan di warung Padang di samping gedung MA.
"Kenapa Pak Artidjo mau makan di tempat yang sederhana ini, apakah beliau tidak malu, karena saat itu beliau sudah menjabat sebagai hakim agung. Saya melihat kesederhanaan beliau tidak pernah berubah sampai sekarang," ujar Harifin di halaman 86.
Simak juga video pengakuan Artidjo yang pernah ditawari suap sana-sini hanya di 20Detik:
(asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini