"Terorisme tidak bisa hanya ditangani Polri dan TNI, tetapi semua warga negara. Jadi bela negara wajib diberikan kepada semua warga negara, terutama mahasiswa," ujar Ryamizard saat tatap muka dengan perwira Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua di Jayapura, Kamis (24/5/2018).
Ryamizard mengatakan Kemenhan sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah untuk menyelenggarakan bela negara di semua tingkatan pendidikan. Selain teori, peserta bela negara diberi praktik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan bela negara juga ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Untuk siswa PAUD dan TK, diajarkan cara baris-berbaris dan mengenalkan paham kebangsaan serta makna bendera Merah-Putih.
Ryamizard mengatakan terorisme tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Bahayanya, terorisme di Indonesia menggunakan paham-paham agama untuk menjadi alasan penyerangan.
Khusus di Papua, kata Ryamizard, ada dua kelompok yang perlu diantisipasi, yakni terorisme dan separatisme. "Kedua kelompok ini menjadi musuh negara yang harus kita tumpas habis," tegasnya.
"Segala bentuk ancaman terhadap kesatuan bangsa dan negara harus dihabiskan, jangan pernah takut untuk menghabiskan kelompok yang tidak sepaham dengan NKRI," sambung Ryamizard. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini